Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengulas Makna Kata "Harus" di Tengah Pendemi Covid-19

2 April 2020   20:42 Diperbarui: 2 April 2020   20:50 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi| Bacaan Badani

Pandemi Covid-19 di Indonesia yang sudah menjajal 32 provinsi membuat pemerintah akan segera menerapkan Physical Distancing secara besar-besaran bahkan darurat sipil disebut sebagai langkah terakhir berperang melawan virus corona.

Penerapan Physical Distancing secara besar-besaran bukan tanpa sebab, rupanya banyak masyarakat Indonesia yang masih membangkang dalam penerapan Physical Distancing, masih saja ada yang tegar tengkuk melawan himbauan pemerintah. Masih ada kerumunan banyak orang, masih ada yang bersikeras untuk beribadah, nongkrong dan sebagainya.

Pertanyaannya adalah mengapa banyak orang tidak mengindahkan imbauan pemerintah? Tidak mengetahui tentang Covid-19 adalah alasan yang diterima tetapi sangat tidak masuk akal jika alasan ini digunakan oleh anak-anak muda yang masih saja hobi nongkrong.

Oleh karena itu, menurut penulis ada kesalahpahaman yang semestinya diluruskan. Sepertinya himbauan pemerintah tidak dimaknai dengan baik, apa maksud himbauan tersebut? Apakah penting dalam kehidupan sehari-hari?

Kadang kala kita hanya sekedar mendengar orang lain berbicara atau sekedar membaca aturan maupun himbauan dan tidak memaknai maksud dan tujuan apa yang dibicarakan dan ditulis oleh orang lain.

Ketika mendengar orang lain berbicara, sebaiknya kita jangan sekedar mendengar tetapi juga mencerna, memahami dan memaknainya. Kita tidak boleh terjebak dalam pengertian yang sempit mengenai sebuah kata, frasa maupun kalimat.

Sejatinya kita harus sadar bahwa setiap kata bukan hanya memiliki sinonim tetapi juga antonim, begitupun dengan frasa dan kalimat memiliki frasa dan kalimat kontradiktif yang memudahkan kita untuk memaknai dengan baik sebuah perkataan atau cerita.

Akan tetapi, kadang kala kita mengabaikan sebuah perkataan yang sejatinya memiliki makna penting dalam kehidupan kita jika kita mampu memahaminya dari segala sudut pandang.

Ditengah pandemi Covid-19 yang juga dibanjiri dengan hoaks, kita dituntut untuk untuk cerdas dalam memaknai setiap informasi yang datang dari media, kita juga diwajibkan mengikuti himbauan pemerintah untuk bekerja sama memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Beberapa himbauan seperti mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir dan menjaga jarak fisik serta larangan berjabat tangan bukan sekedar himbauan yang tidak memiliki dampak jika kita abaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun