Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Bertani Suku Dawan (Timor)

18 Maret 2020   06:54 Diperbarui: 18 Maret 2020   06:54 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi: Tanaman jagung

Banyak orang yang merasa aneh dengan kebiasaan masyarakat Suku Dawan mengkandangkan tanaman.

Bagi masyarakat Suku Dawan di Pulau Timor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) , bercocok tanam merupakan mata pencaharian yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pangan. Karena itu, jangan heran jika anda bertemu banyak orang di Pulau Timor berprofesi sebagai petani.

Gaya bertani masyarakat Suku Dawan tidak berbeda jauh dari petani-petani pada umumnya seperti pengelolaan lahan, pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil. Akan tetapi, pengetahuan dasar tentang hal-hal tersebut berbeda dengan petani-petani di daerah lain.

Perlu diketahui, sebagian besar wilayah Pulau Timor yang didiami oleh Suku Dawan adalah daerah pegunungan lahan kering sehingga sistem irigasinya bergantung pada pengairan air hujan.

Oleh karena itu, lahan ditanami tanaman musiman atau tahunan pada musim hujan dan terpisah dari lingkungan di sekitar rumah. Sedangkan pada saat musim kemarau lahan akan kering dan sulit untuk ditumbuhi tanaman pertanian.

Sistem pertanian masyarakat Suku Dawan adalah pertanian berpindah (tebang bakar) dan tumpang sari (polikultur). Tebang bakar adalah proses membakar hutan yang sudah ditebas atau dibersihkan dan tumpang sari adalah menanam lebih satu tanaman pada lahan dan waktu yang sama.

Secara detail, kedua sistem ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu menebas hutan (membersihkan kebun), membakar hutan, pembuatan pagar, tanam, bersihkan gulma dan panen.

Menebas Hutan

Menebas hutan (dalam Bahasa Dawan dialek Amanuban adalah Tof Lene) adalah  proses pembersihan kebun yang dipersiapkan untuk ditanami tanaman. Pembersihan menggunakan parang dan kapak jika dibutuhkan.

Parang dan kapak akan diasah hingga tajam untuk memudahkan petani dalam pemotongan terutama pohon-pohon besar. Batu asah yang dipilih dari batuan endapan di sungai-sungai berukuran sedang yang dapat dipikul ke kebun untuk digunakan sewaktu-waktu jika diperlukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun