Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah ABG (15) Pembunuh Bocah (5) Seorang Psikopat?

9 Maret 2020   19:40 Diperbarui: 9 Maret 2020   19:48 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Waspada, ini deretan ciri yang menandakan psikopat(ScienceAlert)

Mustahilkah anak-anak mulai memikirkan hal tersebut yang berbeda dengan realitas kehidupan mereka? Tidak! Anak-anak belum bisa membedakan dunia nyata dan dunia khayalan. Mereka akan coba memahami adegan dalam film sebagai sebuah realita kewajaran tanpa memilih hal-hal negatif dan positif.

Dilansir dari hellosehat.com, Studi Guntarto pada tahun 2000 menunjukkan bahwa anak-anak yang telalu banyak nonton film dan tayangan televisi yang berbau kekerasan dapat tumbuh menjadi sosok yang sulit berkonsentrasi dan kurang perhatian pada lingkungan sekitar.

Masih dari media yang sama, studi lain dilakukan oleh Anderson pada tahun 2012 juga menunjukkan bahwa anak-anak yang menonton film kekerasan lebih cenderung memandang dunia sebagai tempat yang kurang simpatik, berbahaya, dan menakutkan.

Peristiwa ini merupakan bukti dari dua riset tersebut. Lalu, bagaimana dengan kondisi psikologis pelaku? 

Dilansir dari kompas.com, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan bahwa pelaku bersikap tenang saat diperiksa. Bahkan, semua pertanyaan yang diajukan kepadanya dijawab tanpa ada keraguan.

"Ditanya tidak pernah tidak menjawab, dia (pelaku) selalu jawab, dia ngomong. Tenang, santai, sebelum kita tanya pun dia langsung cerita," kata Yusri di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).

Jika kita menelusuri apa yang dilakukan pelaku termasuk gaya berbicaranya menjawab polisi maka tidak sedikit ciri-ciri psikopat kita temukan pada gadis belia tersebut seperti tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah, kurang empati (bagi psikopat, memotong kepala ayam dan memotong kepala orang tidak ada bedanya), Impulsif dan sulit mengendalikan diri.

Masih dari Hellosehat.com, dugaan tersebut didukung oleh penelitian yang dilaksanakan pada 1000 anak yang lahir pada tahun 1972 sampai 1973 di kota Dunedin, New Zealand. 

Saat berusia lima tahun, anak-anak mulai diwawancarai mengenai kebiasaan menonton TV mereka setiap 2 tahun sekali. Hasilnya dibandingkan dengan informasi yang telah mereka dapat dengan rekor kriminal partisipan pada umur 17-26 tahun,

Para peneliti menemukan adanya kemiripan pada sikap agresif, antisosialn (psikopat), dan emosi negatif pada partisipan yang sama pada umur 21-26 tahun. Artinya bahwa, anak-anak yang sering menonton film bergenre kekerasan bisa memicu sifat psikopat tumbuh pada anak.

Sedangkan menurut  Arin Wijaya Hutapea dalam artikelnya di website ciputra hospital.com, kehidupan awal dan tanda-tanda dan gejala psikopat biasanya terlihat sebelum ulang tahun ke-16 karena gejala-gejala ini dianggap cukup stabil sepanjang hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun