Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memaknai Simbol "18+" dalam Penerapan Pendidikan Seks

24 Februari 2020   10:54 Diperbarui: 21 April 2022   23:26 1097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | Stock Adobe https://stock.adobe.com

Angka 18 adalah bilangan asli setelah 17 dan sebelum 19. Hehehe. Dalam teori bilangan 18 adalah bilangan semiperfect atau bilangan pseudoperfect dimana jumlah semua angka pembagi (3,6,9) sama dengan 18.

Terlepas dari intermeso matematika ini, Di sebagian besar negara, 18 adalah usia mayoritas (dewasa) dan juga usia pemilih. Di beberapa negara bagian Amerika Serikat, 18 adalah usia persetujuan seksual yang diatur dalam undang-undang.

Seseorang yang sudah berusia 18 tahun dianggap cakap melakukan perbuatan hukum dan setuju untuk melakukan hubungan seksual. Artinya, jika terjadi hubungan seksual suka sama suka antara laki-laki dan perempuan yang berusia 18 tahun dianggap tidak melanggar hukum.

Dalam sejumlah budaya dan agama, usia 18 tahun merupakan tanda seseorang telah mengalami kedewasaan secara fisik dan psikis. Di Indonesia, dalam undang-undang terbaru menyepakati usia 19 tahun sebagai syarat minimal untuk menikah.

Sedangkan penambahan "+" seringkali kita temui dalam sistem penilaian film. Penilaian ini bertujuan sebagai pemberi saran apakah film tersebut layak ditonton oleh mereka yang berusia dibawah ketentuan atau tidak. 

Misalnya, film yang diberi peringkat 18+ maka hanya boleh ditonton oleh mereka yang berusia 18 tahun ke atas sedangkan yang berusia dibawah 18 tahun dilarang nonton.

Pemberian peringkat ini tergantung film. Ada yang 13+ dan sebagainya. Intinya bahwa pemberian peringkat ini memiliki tujuan yang baik untuk penonton. 

Hal ini disebabkan karena ada adegan seks, kekerasan, atau penyalahgunaan zat, penggunaan kata-kata kotor, atau masalah lain yang biasanya dianggap tidak cocok untuk anak-anak atau mereka yang dibawah umur.

Simbol "+" digunakan dalam banyak hal. Bukan hanya film tetapi dalam bentuk gambar maupun artikel. Seringkali kita temui artikel-artikel yang hanya menganjurkan mereka yang berusia 18 untuk melanjutkan pembacaan.

Seringkali orangtua belum memahami makna "+" dalam pendidikan seks. Misalnya orangtua yang mengizinkan anak nonton film sendirian dan bebas mengganti channel. 

Bahkan, anak-anak masih diizinkan untuk menonton film Hollywood yang berisi adegan "French Kiss", seksual, penggunaan kata-kata kotor dan kasar seperti "fu*k you" dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun