Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ume Kbubu, "Simbol Harga Diri" Perempuan Suku Dawan (Timor)

30 Januari 2020   18:44 Diperbarui: 30 Januari 2020   23:38 2765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Seorang Perempuan Dawan dengan balutan kain tenunan Timor di Ume Kbubu | Foto Instagram Januari Benu

Ume Kbubu memiliki makna yang cukup luas. Pada salah satu artikel saya sebelumnya, saya mengulas status perempuan sebagai ibu bagi kehidupan berdasarkan perannya dalam rumah bulat sedangkan di artikel lainnya saya mengulas fungsi Ume Kbubu sebagai Rumah Sakit Ibu dan Anak.

Ume Kbubu adalah salah satu hasil arsitektur tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Suku Dawan di Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ume Kbubu masih eksis hingga saat ini, paling banyak ditemukan di pedalaman Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Sebagian dapat ditemukan di daerah Kabupaten Malaka.

Ume Kbubu terdiri dari dua kata yaitu "Ume" dan "Kbubu". Ume berarti Rumah dan Kbubu berarti Bulat. Secara harafiah, Ume Kbubu berarti Rumah Bulat. Akan tetapi, bentuk Ume Kbubu menyerupai kerucut hanya saja masyarakat Suku Dawan menganggap bentuk kerucut seperti oval (tergantung konteks dan apa yang dibicarakan).

Rupanya, penyebutan ini berdasarkan alas kerucut yang berbentuk lingkaran (bulat). Alas rumah bulat ditandai dengan susunan batu yang menyerupai lingkaran atau yang disebut sebagai Baki atau fondasi. Batu-batu tersebut juga berfungsi menahan dan membelokan aliran air hujan dari atap maupun banjir yang mengalir menunju rumah.

Sedangkan atap Ume Kbubu adalah selimut kerucut yang terbuat dari alang-alang. Alang-alang dipisahkan perikat sebesar pergelangan tangan lalu diikatkan pada rangka yang sudah dibuat. Alang-alang diikat sekuat dan serapat mungkin untuk mencegah air hujan masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah bulat terdapat empat tiang utama penyangga rumah kemudian tiang-tiang kecil yang mengikuti lingkaran batu. Ini berfungsi untuk menahan kayu-kayu lata dan juga memudahkan pembuatan dinding.

Biasanya dinding rumah bulat dibuat setinggi satu meter dan bahan utamanya adalah bambu atau betung yang dipecah-pecah lalu diapit dengan kayu bulat yang sedikit lentur lalu diikat pada tiang. Dinding didirikan di atas batu atau fondasi Ume Kbubu. Dinding tidak dapat dilihat dari luar karena ditutupi oleh atap Ume Kbubu yang menyentuh tanah, hanya bisa dilihat dari dalam rumah.

Bagian titik puncak kerucut berbentuk bulat atau lebih sering disebut sebagai "Tobe". Selain agar tidak mudah terlepas bagian ini diikat lebih kuat agar mencegah air hujan yang merembes masuk. Biasanya, bagian ini paling sulit dikerjakan dan hanya bisa dikerjakan oleh orang-orang yang profesional.

Ume Kbubu pun hanya memiliki satu pintu yang disebut dengan Eno atau Nesu dengan ketinggian kira-kira satu meter setinggi dinding. Ada pintu yang dibuat sedikit menonjol ke depan dan lainnya tetap mengikuti bentuk rumah.

Ume Kbubu Sebagai Simbol Harga Diri Perempuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun