Jika Uis Neno dipercaya sebagai Allah Bapak maka Uis Pah atau Tuhan di Bumi dipercaya sebagai Allah Ibu (Ain Usi) atau Dewi Kesuburan yang yang mengatur, mengawasi, dan menjaga kehidupan alam semesta beserta isinya termasuk manusia.
Meski demikian, Halaika sepertinya menganut prinsip Henoteisme. Artinya selain penyembahan mereka kepada Uis Neno dan Uis Pah, Halaika percaya keberadaan kekuatan makhluk yang lain. Memang jika kita kaji lebih mendalam, Henoteisme digunakan oleh Friedrich Welcker untuk menyebut agama primitif di Yunani yang menganut Monoteisme tetapi kepercayaan Suku Dawan terhadap kekuatan makhluk lain mendukung penyematan istilah henoteisme.
Tempat-tempat tertentu seperti di hutan, mata air, sungai, goa, batu besar atau pohon besar dipercayai dihuni oleh Amle'ut (makhluk halus). Masyarakat Suku Dawan percaya bahwa seseorang yang terkejut di tempat-tempat tersebut berpotensi sakit. Rohnya diambil sementara oleh makhluk halus. Untuk mengembalikannya, dukun harus menjalankan ritual tertentu untuk mendatangkan kembali. Ritual tersebut bisa dilakukan di rumah atau di tempat-tempat tersebut.
Menurut cerita orang tua saya, seringkali terjadi pertempuran alot antara dukun dan makhluk halus yang menawan roh manusia. Bahkan, kadang harus ditukar dengan ritual persembahan korban hewan (kriteria ditentukan).
Arwah seseorang yang sudah meninggal dunia pun dipercaya memiliki kekuatan gaib tersendiri. Jika seseorang sakit dan penyebabnya bukan makhluk halus di berbagai tempat keramat, maka kemungkinannya penyebabnya adalah arwah orang mati.
Pada umumnya, arwah orang mati yang menyebabkan seseorang sakit adalah orang tua, saudara dan paling jauh keluarga lain yang masih memiliki hubungan darah dengan alasan-alasan tertentu.
Misalnya kuburan orang tua yang tidak dibuat dengan baik, jarang atau tidak pernah menyiram rampe, urusan-urusan adat seperti pernikahan dan pemberian kusa nakaf yang belum diselesaikan.
Oleh karena itu, sulit sekali bagi orang Dawan untuk melupakan kuburan keluarganya dan asal-usul keluarganya. Jika mereka tidak tahu keberadaan kuburan keluarganya, mereka akan melakukan pencarian sampai menemukannya, jika pada akhirnya sampai pada titik tidak menemukan maka akan dibuatkan sebuah kuburan sebagai simbol.
Makanya, Suku Dawan memiliki kebiasaan menyiram rampe di depan rumah ataupun jalan tanpa menyiram rampe pada kuburan sebenarnya. Pada intinya, ada keyakinan dan kepercayaan bahwa arwah mereka turut serta berperan dalam kehidupan manusia.
Bahkan, janin yang belum menjadi manusia tetapi karena gangguan kehamilan dan gugur, diperlakukan secara istimewa karena dianggap sudah memiliki roh dan arwahnya yang memiliki kekuatan tersendiri jika hal-hal yang saya sebutkan di atas tidak dilakukan.
Tentang kekuatan arwah orang mati yang sudah meninggal, terlalu banyak hal yang dikaitkan dengannya. Bahkan, rasa-rasanya fokus manusia pada Tuhan lebih kecil dari pada kekuatan arwah orang mati.