Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Terlalu Banyak yang "Teracuni" di Garuda, Pak Erick!

6 Desember 2019   22:23 Diperbarui: 6 Desember 2019   22:24 1489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat Garuda Indonesia | Kompas

Racun Arsenik pembunuh Munir, sepertinya meracuni pikiran orang-orang penting di PT Garuda Indonesia. Tak heran, skandal demi skandal terus terjadi.

Bersikap tegas, Erick Thohir mencopot  I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra atau Ari Ashkara (AA) dari jabatannya sebagai Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia. Bukan tanpa alasan, AA menggunakan jabatannya sebagai Dirut untuk menyelundupkan beberapa barang keinginannya.

Terungkapnya kasus ini berawal dari laporan manifest Pesawat Garuda yang mendarat di hanggar PT GMF di kawasan Bandara Soekarno-Hatta bahwa tidak ada cargo. 

Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan pada lambung pesawat ditemukan beberapa koper bagasi penumpang dan 15 koli yang keseluruhannya memiliki claim tag sebagai bagasi penumpang.

Kecurigaan mulai timbul dan pemeriksaan dilakukan. Dalam pemeriksaan tersebut, ditemukan onderdil motor Harley Davidson atas nama SAW dalam 15 kopi dan 3 kotak lainnya dengan claim tag LS berisi 2 sepeda merek Brompton kondisi baru beserta aksesoris sepeda tersebut.

Setelah ditindaklanjuti, AA diduga terlibat dalam kasus penyelundupan onderdil motor Harley Davidson keluaran tahun 1972 serta dua sepeda Brompton tersebut.

Dugaan tersebut semakin kuat setelah Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa AA telah melakukan instruksi untuk mencari motor Harley Davidson klasik tahun 1972 sejak tahun 2018 lalu.

Ironisnya, menurut Erick Thohir, skandal yang berpotensi merugikan negara sebesar Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar ini melibatkan banyak pihak di tubuh Garuda.

"Ini menyedihkan. Ini proses menyeluruh di BUMN, bukan individu, tapi menyeluruh. Ini Ibu (Sri Mulyani) pasti sangat sedih," ujar dia.

Kasus penyelundupan ini memperpanjang daftar skandal yang terjadi di tubuh Garuda. Pada 7 September 2004, Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib meninggal di dalam penerbangan Garuda Indonesia GA-974 Jakarta-Amsterdam yang transit di Singapura. 

Munir diduga mati dibunuh setelah hasil autopsi yang dilakukan oleh Otoritas Pemerintah Belanda menyatakan bahwa terdapat sejumlah Racun Arsenik dalam tubuh Munir.

Pilot Garuda Pollycarpus Budiharto Priyanto dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan dihukum penjara selama 14 tahun. Namun Pollycarpus telah bebas tanpa syarat sejak 29 Agustus 2018 yang lalu.

Bebasnya Pollycarpus merupakan bukti bahwa ada konspirasi dibalik kasus ini. Dalam laporan yang dirilis Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) disebutkan bahwa TPF "menyimpulkan terdapat sejumlah bukti materil yang menunjukkan pejabat dan karyawan Garuda bersekongkol atau terlibat dalam meninggalnya aktivis HAM Munir

Pesawat Garuda Media Melakukan Segala Skandal.

Pada awal 2019, publik menuding Garuda Indonesia memprakarsai kenaikan harga tiket yang menyebabkan maskapai-maskapai penerbangan lainnya ikut menaikkan harga tiketnya.

Kemudian pada April 2019, dalam Laporan Tahunan Garuda 2018, AA mengumumkan bahwa  Garuda Indonesia berhasil mendapatkan laba bersih sebesar 809.840 dollar AS. 

Akan tetapi, Komisaris Independen maskapai Chairal Tanjung dan Donny Oskaria, mengatakan bahwa laporan tersebut tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.

Oleh karena itu, Komisaris Independen menolak laporan tersebut dan sempat menuai polemik. Manajemen Garuda Indonesia dituding telah "memoles" laporan keuangannya.

Setelah beberapa investigasi dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adanya temuan pelanggaran di laporan keuangan Garuda Indonesia tahun buku 2018. Padahal, jika laporan keuangan disajikan ulang, Garuda Indonesia mencatatkan rugi bersih sebesar 175,02 juta dollar AS atau setara Rp 2,45 triliun dari sebelumnya laba sebesar 5,01 juta dollar AS.

Deretan skandal yang telah terjadi tidak mendapatkan sanksi hukum yang pantas. Mulai dari kasus Munir yang sangat kontroversial, Garuda semakin tidak takut melakukan skandal, menaikkan harga tiket, laporan fiktif dan penyelundupan barang.

Bagi penulis, otak "Racun Arsenik" yang membunuh Munir seolah hidup di dalam Garuda Indonesia sehingga skandal akan selalu terjadi. Penyelesaian kasus Munir memberi kelonggaran kepada manajemen Garuda Indonesia untuk bebas melakukan apa saja untuk kepentingan individu dan kelompok. Orang-orang tidak akan takut melakukan sesuatu yang merugikan masyarakat atau negara, toh, tidak ada hukum yang akan menjerat.

Penyelundupan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda bromptom yang melibatkan banyak pihak di Garuda Indonesia sebagai bukti bahwa otak "Racun Arsenik" yang membunuh Munir masih ada di PT Garuda Indonesia.

Racun arsenik merupakan racun yang mematikan. Sulit terdeteksi lantaran tidak berbau, berwarna, dan tidak memiliki rasa ketika tertelan menjadikan racun arsenik sangat berbahaya. Jika racun tersebut masuk ke dalam tubuh, maka seseorang dapat mengalami keracunan.

Otak "Racun Arsenik" pun seperti itu, akan sulit terdeteksi dalam perusahaan tetapi mengancam merugikan negara dan masyarakat. 

Oleh karena itu, otak "Racun Arsenik" tersebut harus dicuci oleh Erick Thohir jika ia ingin Garuda Indonesia menjadi perusahaan yang benar-benar menawarkan andal dengan menawarkan layanan yang berkualitas bagi masyarakat dunia dengan menggunakan Indonesia. 

Salam!!!

Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun