Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Nasib Tito Karnavian di Ujung Tanduk?

18 Oktober 2019   16:27 Diperbarui: 18 Oktober 2019   16:33 23096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (Tengah) | ANTARA FOTO/Didik Suhartono

Kabinet kerja Jokowi resmi dibubarkan pada Jumat (18/10/20). Mereka yang bekerja sejak awal jabatan presiden maupun yang baru bekerja beberapa tahun belakangan ini pamit dan berpisah dengan Jokowi.

Jokowi mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah berjerih lelah menjalankan pemerintahan bersama dengannya termasuk Pak JK sebagai wakil presiden.

"Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarnya ke Bapak Wapres dan ibu yang telah bersama dengan kami, kerja keras, untuk negara ini, atas amanah negara ke kami berdua. Juga para menko, para menteri, kepala badan, kabin, Pak Kapolri, Panglima (TNI-red), Jaksa Agung yang sudah kerja bersama kita," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.

Semua jabatan yang disebutkan di atas diangkat oleh presiden sebagai panglima tertinggi negara. Baik menteri, kepala badan, kabin dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, periode kedua Jokowi akan diisi oleh orang-orang baru meski beberapa menteri dan pejabat lainnya masih dipertahankan. Akan tetapi, belum dipastikan siapakah yang tetap mendampingi Jokowi pada periode mendatang.

Dilansir dari Tribunnews, Presiden Jokowi mengatakan bahwa kabinet di periode kedua masih diisi oleh beberapa wajah-wajah lama tetapi banyak juga wajah baru yang akan membantu pemerintahannya bersama Maruf Amin.

"Ya ada. Yang lama ada, yang baru juga banyak," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (16/10/2019).

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri Kapolri, Jenderal Tito Karnavian akan diganti oleh Presiden Jokowi. Alasannya adalah kasus Novel Baswedan yang belum tuntas hingga saat ini.

Kasus Novel Baswedan termasuk salah satu kasus kriminal yang menambah daftar panjang pekerjaan Jokowi untuk menuntaskan segala bentuk pelanggaran HAM.

Novel Baswedan yang diserang oleh oknum tak dikenal setelah solat subuh masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Sejak tahun 2017, tidak ada satu orangpun yang berhasil menangkap pelaku.

Tito Karnavian yang menjabat sebagai Kapolri pun tidak mampu menyelesaikan kasus tersebut hingga pada awal tahun 2019, dibentuklah sebuah Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) khusus untuk kasus Novel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun