Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal 3 Pernyataan Jokowi Terkait Masalah Papua

30 Agustus 2019   17:24 Diperbarui: 30 Agustus 2019   17:31 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan soal Papua kepada awak media di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/8/2019). republika.com

Seseorang yang merasa terhina tidak mungkin tidak mengalami kekecewaan dan sakit hati. Karena manusia memiliki emosi yang dinamis maka saat manusia dilukai hatinya seperti dihina, dikhianati, ditipu, dan sebagainya maka emosinya memuncak dan bisa lepas kendali serta melakukan hal-hal di luar kesadarannya.

Hal tersebut merupakan emosi negatif yang berakibat pada tindakan kekerasan terhadap orang lain seperti tindakan-tindakan berteriak, mengumpat, dan membanting. Inilah yang sedang dirasakan oleh masyarakat Papua. Mereka merasa dilukai. 

Bahkan, aparat keamanan yang seharusnya melindungi mereka malah menjadi orang yang ikut melukai mereka. Oleh karena itu, penanganan seharusnya tidak terjadi tarik ulur tetapi harus segera dirampungkan agar luka yang ada di hati orang Papua bisa sembuh.

Ya, sakit hati orang Papua tidak bisa diobati dengan sekedar permohonan maaf tetapi harus terjadi keadilan. Hukum harus tajam ke segala arah. Hukum bukan hanya untuk mereka yang minoritas, hukum bukan hanya untuk mereka yang tidak kuat dan hukum bukan hanya untuk rakyat biasa tetapi hukum untuk kita semua tanpa memandang status, usia, dan latar belakang apapun karena hukum untuk menyatakan kebenaran dan menyatakan kesalahan.

Penulis sendiri ragu. Pernyataan Jokowi akan menjadi hal yang membosankan seperti kasus Novel Baswedan. Kapan lagi masyarakat harus menanti pernyataan yang sama seperti ini? Ataukah masyarakat menanti Tim Pencari Fakta lagi untuk menangani kasus Papua?

Kedua, Jokowi meminta masyarakat Papua untuk tenang. Ini bukan sesuatu yang salah karena sebagai seorang bapak bagi Indonesia harus meminta anak-anaknya melakukan hal yang baik agar tidak merugikan rumah sendiri.

"Jadi saya terus mengikuti dan juga saya sudah mendapat laporan situasi terkini di Papua pada khususnya di Jayapura dan saya juga minta masyarakat tenang tidak melakukan tindakan-tindakan yang anarkis," kata Jokowi di Purworejo, sebagaimana disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/8/2019).

Akan tetapi, permintaan semacam ini tidak serta merta akan menurunkan amarah orang Papua. Kembali pada keadilan yang dituntut oleh orang Papua. 

Manusia dilahirkan dengan naluri yang menuntut keadilan. Setiap orang pasti melewati masa kecil, ketika terjadi pertengkaran antara kita dengan seseorang dan masalah diselesaikan begitu saja maka secara alamiah naluri kita melawan meskipun hal tersebut hanya masalah kecil.

Lalu bagi penulis, komentar Jokowi yang menegaskan bahwa pemerintah akan memajukan Papua, baik dari segi infrastruktur ataupun sumber daya manusia kurang tepat.

"Agar kita semuanya utamanya khususnya mama-mama, pace, mace, anak-anak Papua bisa lebih maju dan lebih sejahtera," kata Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun