Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Antara PAN, Demokrat dan Gerindra, Megawati Tahu Siapa yang Menjadi "Pengkhianat"

26 Juli 2019   02:29 Diperbarui: 28 Juli 2019   06:56 10850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kiri) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) memberikan keterangan pers usai pertemuan tertutup di Jakarta, Rabu (24/7/2019). Pertemuan kedua tokoh nasional bersama sejumlah elit Partai Gerindra dan PDI Perjuangan tersebut dalam rangka silaturahmi pasca Pemilu Presiden 2019.-ANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI

Amin Rais (pendiri PAN), SBY (pendiri Partai Demokrat) dan Prabowo (pendiri Partai Gerindra) merupakan sahabat-sahabat Megawati Soekarnoputri. Namun, kisah mereka dihiasi dengan saling mengkhianati untuk kepentingan politik.

Keputusan Prabowo Subianto bertemu dengan Megawati Soekarnoputri menuai berbagai macam komentar dari publik dan para politisi. Pasalnya, Pertemuan Prabowo dan Megawati dianggap sebagai salah satu pertemuan politik bagi-bagi kursi.

Meski pertemuan yang dianggap sebagai reuni sahabat lama, penilaian dan dugaan masuknya Gerindra ke kubu Pemerintahan Jokowi masih lebih kuat. Mengingat, sinyal Gerindra untuk masuk menjadi bagian dari koalisi Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) sudah diketahui ketika Pidato Prabowo di MRT bahwa ia siap membantu Pemerintahan Jokowi jika perlu bantuan dan konfirmasi dari partai bahwa mereka siap bergabung jika diizinkan.

Selain Gerindra, PAN dan Demokrat juga sudah lama memberi sinyal kepada kubu Jokowi untuk masuk dalam kabinet. Pertemuan AHY dengan Jokowi dan komentar-komentar netralitas dari PAN pada saat situasi memanas antara BPN dan TKN seperti PAN yang hanya berkoalisi dengan Gerindra sampai dengan Pilpres merupakan salah satu sinyal untuk bergabung dengan koalisi Jokowi.

Akan tetapi, Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research Center (SMRC), Djayadi Hanan kepada Tribunnews.com, Rabu (24/7/2019) menyampaikan bahwa Pertemuan Megawati dan Prabowo adalah indikasi bahwa Gerindra lebih menjadi prioritas utama masuk dalam kabinet Jokowi-Ma'aruf dibandingkan dengan PAN dan Demokrat.

"Saat yang sama, PDI Perjuangan atau Megawati tampaknya menunjukkan sikap bahwa Gerindra dianggap lebih diprioritaskan dibanding PAN dan Demokrat untuk bergabung," jelas Djayadi Hanan.

Meski alasan Djayadi Hanan adalah Gerindra lebih dinilai PDI Perjuangan konsisten sikapnya dibandingkan PAN dan Demokrat, penulis melihat dari sisi sejarah.

Hubungan Megawati dan Amin Rais

Megawati dan Amin Rais adalah dua tokoh yang memiliki pandangan yang sama dalam misi pelengseran kekuasaan orde baru yang dipimpin oleh Soeharto. Amien Rais sudah bicara tentang suksesi pelengseran Soeharto sejak 1993. Sementara Megawati membawa PDI menjadi oposisi.

Pasca lengsernya Soeharto, Amin Rais menyatakan dukungan kepada Gus Dur dan Megawati yang dianggap sebagai figur yang memiliki kesamaan cita-cita, yaitu ingin menciptakan masyarakat yang adil dan makmur setelah Amin Rais bertemu dengan Megawati pada 16 Januari 1998 di rumah tokoh PNI Supeni. Pertemuan tersebut menegaskan kesamaan cita-cita reformasi dari kedua politisi ini yaitu negara yang lebih demokratis, perbaikan ekonomi, dan pemberantasan KKN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun