Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bambang Soesatyo, "Calon Kuat" Ketua Umum Partai Golkar

19 Juli 2019   07:30 Diperbarui: 19 Juli 2019   09:41 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6/2019)| Sumber: Kompas.com/Haryantipuspasar

Munas Golkar akan dilakukan pada Desember 2019. Sejauh ini terdapat tujuh orang yang sudah mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon ketua umum antara lain petahana Airlangga Hartarto, Indra Bambang Utoyo, Ridwan Hisyam, Marlinda Irwanti, Ulla Nuchrawatty, Ali Yahya, dan Bambang Soesatyo.

Meskipun demikian, Airlangga Hartarto merupakan calon terkuat Ketua Umum Partai berlambang pohon beringin ini. Wajar sebagai petahana, Airlangga Hartarto masih dipercaya sebagai kandidat kuat untuk memimpin Partai Golkar.

Sebelum Marlinda Irwanti, Ulla Nuchrawatty, Ali Yahya, dan Bambang Soesatyo mendeklarasikan diri untuk maju sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar, Indra Bambang Utoyo, Ridwan Hisyam lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai pesaing Airlangga Hartarto.

Namun, kedua orang tersebut disebut tidak menjadi lawan yang sepadan dengan Airlangga Hartarto. Mengingat kekuatan Airlangga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Akan tetapi, setelah Bambang Soesatyo mendeklarasikan diri sebagai pesaing Airlangga Hartarto, tak ragu saya mengatakan bahwa inilah dia pesaing terberat Airlangga Hartarto.

Bambang Soesatyo sebelumnya merupakan seorang wartawan di Surat Kabar Prioritas. Pria yang akrab disapa Bamsoet ini tetap menjadi wartawan berkat sang senior jurnalis, Panda Nababan.

Namun, seiring berjalannya waktu, Surat Kabar tersebut dibredel oleh pemerintah sehingga Bamsoet harus mencari cara yang lain. Ia kemudian mendirikan sebuah media bernama Majalah Info Bisnis.

Berkat majalah tersebut, ia berhubungan langsung dengan para politisi seperti Aburizal Bakrie dan Agung Laksono.

Bamsoet dikenal sebagai salah satu Jurnalis hebat. Tak heran, saat JK memimpin Partai Golkar, ia diangkat menjadi Pemimpin Redaksi Koran Suara Karya.

Hari demi hari, sebagai jurnalis, Bamsoet dituntut untuk belajar banyak hal. Ia merintis beberapa usaha bisnis sambil terlibat dalam beberapa organisasi seperti Pemuda Pancasila, Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Harley Davidson Club Indonesia (HDCI), dan sejumlah organisasi lainnya.

Waktu yang bersamaan, ia tak ragu untuk terlibat aktif dalam Partai berlambang pohon beringin ini. Bamsoet pernah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada pemilu 2004 tetapi tempat Golkar diisi oleh Pak Priyo Budi Santoso.

Pada tahun 2009, ia mencalonkan diri lagi sebagai anggota legislatif yang kedua kalinya melalui Partai Golkar. Alhasil, Bamsoet tembus menduduki kursi Senayan.

Rupanya, Bamsoet mengukir cerita manis di periode pertama sehingga Pemilu berikutnya ia terpilih lagi sebagai anggota legislatif dan duduk di komisi III DPR RI yang bertugas dalam pembentukan undang-undang seperti mengadakan persiapan, penyusunan, pembahasan, dan penyempurnaan rancangan Undang-Undang.

Suami dari Lenny Sri Mulyani ini disebut sebagai saksi kunci pada kasus korupsi e-KTP yang menjerat pemimpin partainya sekaligus pemimpin Parlemen, Setya Novanto.

Usai Novanto ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP. Novanto mengundurkan diri dari jabatannya. Oleh karena itu, Golkar harus memutuskan mencari pengganti Novanto.

Pria pengkritik keras tentang Aliran Dana Lembaga Penjamin Simpanan pada Bank Century ini tak tanggung-tanggung diusulkan oleh Partai Golkar untuk menduduki kursi ketua DPR.

Dikenal cukup kritis di Parlemen, wakil rakyat Jawa Tengah VII ini terpilih sebagai ketua DPR RI menggantikan Setya Novanto hingga saat ini.

Tepat pada tanggal 18 Juli 2019, Bamsoet mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Partai Golkar periode 2019-2024 untuk bersaing dengan beberapa nama yang telah disebutkan termasuk Petahana.

Wakil koordinator bidang pratama Partai Golkar ini bertekad mengembalikan Golkar kepada cita-cita para pendirinya jika pada akhirnya ia terpilih sebagai ketua umum.

"Golkar didirikan TNI/Polri, inilah sejarah. Sejarah ini harus kita renungkan kembali dan menjadikan Golkar sebagai rumah bagi keluarga besar purnawirawan TNI/Polri," kata dia.

Selain itu, penerima PWI News Maker Award ini ingin mempersatukan kembali tiga kekuatan ormas pendiri Golkar, yaitu Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Musyawarah Kekeluargaan Gotong-Royong (MKGR), dan Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro).

Tujuan lainnya adalah ia ingin merangkul seluruh kader muda Partai Golkar sehingga tidak dengan mudah beralih ke partai yang lain. Dengan sebuah kalimat sindiran, Bamsoet mengatakan bahwa ia lebih takut Singa yang memimpin domba daripada domba memimpin singa.

"Saya tidak pernah takut hadapi pasukan singa yang dipimpin domba, tapi saya akan takut dengan pasukan domba yang dipimpin singa," kata Bamsoet.

Sebelum deklarasi, Bamsoet bertemu Jokowi. Menurut Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Doli Sinomba Siregar, Pertemuan tersebut berkaitan dengan Munas Golkar pada bulan Desember nanti.

Selain itu, Bamsoet juga bertemu dengan Luhut Panjaitan setelah Luhut bertemu dengan Airlangga Hartarto.

Menarik, setelah pertemuan tersebut, Bamsoet langsung mendeklarasikan diri maju sebagai calon ketua umum Partai Golkar.

Bagi penulis, majunya Bamsoet sebagai calon ketua umum Partai tidak terlepas dari pengaruh dan dukungan moril Jokowi dan Luhut Panjaitan.

Meski Bamsoet membantah adanya dukungan dari Jokowi bagi dirinya untuk maju sebagai calon ketua umum partai. Bamsoet menyampaikan pesan Jokowi yang mengindikasikan bahwa adanya dukungan kepada dirinya.

"(Presiden berpesan) Golkar harus dijaga, jangan lagi ada partai-partai baru dari golkar, cukuplah anak-anak yang kemarin sudah lahir, jangan lahir lagi," kata Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar ini kepada wartawan, usai pertemuan dengan Jokowi.

Perlu diketahui, Sejumlah tokoh yang gagal merebut kursi Partai Golkar juga mendirikan partai baru. Wiranto mendirikan Partai Hanura, Prabowo Subianto mendirikan Gerindra, dan Surya Paloh mendirikan Partai Nasdem.

Oleh karena itu, Bamsoet dinilai menjadi pesaing terkuat Airlangga. Selain dukungan moril dari Jokowi, kegagalan Jokowi-Ma'aruf Ma'ruf dibeberapa basis Golkar dinilai sebagai kegagalan Airlangga.

Bukan hanya itu, pemerintahan Jokowi membutuhkan koalisi partai yang kuat di Parlemen. Untuk itu, dukungan kepada Bamsoet bisa menjadi kekuatan tersendiri.

Menarik, Apakah Bamsoet akan menggeser posisi Airlangga Hartarto? Mari kita menyimak Musnas Golkar Desember nanti.

Salam!!!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, 
Enam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun