Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Siapkan 20 Juta Sebagai Kado Pernikahan untuk Pengantin Baru

16 Juli 2019   05:38 Diperbarui: 16 Juli 2019   05:47 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi ganti sepda dengan hadiah foto. (istimewa)

Tetangga saya dikatakan bernama Budi mengikuti dengan benar Pidato Visi Indonesia tapi entah mengapa ia salah mengerti dengan maksud Pak Jokowi tentang ekonomi. Memang benar yang ia tangkap adalah Empat fokus utama Jokowi di Bidang Ekonomi antara lain menyambung kawasan industri dan ekonomi khusus, pelatihan vokasi, mengundang investasi dan APBN tepat sasaran.

Akan tetapi, tiba-tiba dia membawa sebuah kabar gembira terutama bagi kami yang belum menikah. Sebuah program baru yang ditawarkan oleh Pak Jokowi bahwa setiap pengantin yang baru menikah akan mendapatkan kado sebesar Rp. 20 Juta dari Pak Jokowi.

"Ada berita baru bro, Pak Jokowi akan memberikan Rp. 20 Juta sebagai kado pernikahan untuk yang baru menikah" kata Budi

"Hoax, mana mungkin?" Saya meragukan penyampaiannya.

"Tidak, tujuannya agar pengantin baru yang menikah menggunakan itu sebagai modal untuk berbisnis biar jangan miskin" jawab Budi.

Kebetulan tahun depan teman saya akan menikah, Rp. 20 Juta tersebut bisa digunakan untuk melakukan bisnis penjualan Ikan Asin. Memang di tempat tinggalnya jauh dari lokasi pantai sehingga tidak memungkinkan ikan segar sampai ke sana selai ikan kering yang diasinkan.

Oleh karena itu, saya semakin ragu dengan apa yang disampaikan karena hal ini bisa saja dipengaruhi oleh harapannya yang terlalu tinggi dan memahami penyampaian Pak Jokowi sesuai dengan keinginannya.

Namun, ia semakin menyakinkan saya ketika dia menyebutkan program Jokowi untuk Ibu Hamil atau Janin dalam kandungannya.

"Janin saja Jokowi berikan tunjangan, bukankah Rp.20 juta untuk pengantin baru adalah hal yang tidak mungkin?" Ujar Budi.

Setelah saya berhasil diyakinkan dan terlihat penuh percaya barulah ia mengatakan sejujurnya apa maksudnya.

Rupanya ia menyinggung tentang kasus dugaan suap di PT Krakatau Steel (Persero) dimana Kenneth Sutardja dan Eddy Tjokro diduga dan sekarang didakwa menyuap Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel, Wisnu Kuncoro dengan memberikan uang Rp 101,5 juta kepada Wisnu.

Menarik, Karunia Alexander Muskitta saat bersaksi untuk terdakwa Kenneth dan Eddy di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, ia mengatakan bahwa uang Rp.20 juta yang diduga dana suap dipersiapkan untuk kado pernikahan anak Direktur Produksi dan Teknologi PT Krakatau Steel, Wisnu Kuncoro.

Pemberian uang melalui Karunia Alexander Muskitta dengan maksud agar Wisnu sebagai Direktur memberikan persetujuan pengadaan 2 unit boiler kapasitas 35 ton.

Maksud Budi adalah pemerintah sedang berupaya dengan susah payah memikirkan strategi untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, mereka yang merasa diri tidak dikontrol oleh sistem seenaknya terlibat dalam suap dan korupsi.

Nah, melalui candaan ini, Budi bukan hanya mengkritik suap di PT Krakatau steel tetapi ia juga menyinggung Pidato Visi Indonesia Jokowi yang tidak menyinggung Suap dan Korupsi meski dalam pidatonya ada ancaman keras dari Jokowi kepada pelaku-pelaku pungli.

Bagi penulis, usaha Pak Jokowi menghilangkan suap dan korupsi sepertinya menemui kebuntuan. Abraham Samad yang digadang-gadang akan memimpin KPK membongkar segala kasus korupsi akhirnya hilang ditelan bumi. Novel Baswedan yang menjadi ancaman bagi para koruptor pun harus menghadapi kenyataan dengan siraman air keras diwajahnya yang membuat penglihatannya cacat.

Budi tak ragu mengatakan bahwa jika birokrasi di segala sektor tidak diawasi dengan serius maka suap dan korupsi akan menjadi salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi.

Anak-anak pejabat yang menikah diberikan kado Rp. 20 juta dengan jaminan proyek dan sebagainya. Apakah ini atas izin Jokowi? Tentunya tidak. Akan tetapi, ini tantangan pemerintahan baru Jokowi untuk membasmi kuman yang selama ini menempel di Indonesia.

Jika tidak, segala jenis proyek akan menjadi lahan bisnis para pengusaha dan pejabat untuk mendapatkan keuntungan melalui suap dan korupsi. Itu pasti.

Salam!!!
Referensi: 
Kompas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun