Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Langkah Indonesia Menuju Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara

15 Juli 2019   23:07 Diperbarui: 15 Juli 2019   23:11 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Pidato Visi Indonesia, Presiden terpilih Jokowi menegaskan bahwa pemerintah akan fokus dalam membangun ekonomi. Dalam pidatonya, ia mengatakan bahwa percepatan pembangunan infrastruktur dengan menyambungkan jalan tol, kereta api, pelabuhan, dan bandara dengan kawasan industri maupun kawasan ekonomi khusus (KEK).

Salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah pengembangan Kota Ekonomi Kreatif dimana banyak perusahaan startup Indonesia bernaung dibawahnya.

"Itu cita-cita presiden, punya kota kreatif yang terpadu untuk menarik pelaku ekonomi kreatif dari Jakarta dan kota-kota lain ke sana." ujar Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif.

Indonesia berencana membangun kota ekonomi kreatif yang dinamakan Bekraf Creative District (BCD) ini pada tahun depan. Upaya ini sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) 142 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2018-2025 dimana salah satu poinnya adalah pengembangan kota kreatif.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai banyak target ekonomi Jokowi yang meleset pada periode 2014-2019 sehingga Indonesia terancam terjebak dalam kelompok negara middle income trap. Untuk itu, Pengembangan Kota Ekonomi Kreatif diharapkan menjadi sebuah ekosistem ekonomi  yang menjadi salah satu faktor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Diharapkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi dari 5 persen ke 7 persen dehingga Indonesia bisa lepas dari jebakan negara middle income trap.

Belajar dari 12 Kawasan Ekonomi Khusus yang Telah dibangun

Data Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Indonesia memiliki 12 Kawasan Ekonomi Khusus yang telah dibangun, yakni Sei Mangkei, Tanjung Api-api, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Maloy Batuta Trans Kalimantan, Mandalika, Palu, Bitung, Morotai, Sorong, Arun Lhokseumawe, dan Galang Batang.

Akan tetapi, dari 12 KEK yang ada hanya 6 KEK yang beroperasi. Ironisnya lagi, Berdasarkan Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi tahun lalu dari 6 KEK hanya tumbuh 4,3 persen, yaitu dari Rp692,8 triliun menjadi Rp721,3 triliun. 

Menurut Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri bahwa banyaknya KEK yang dibangun tak berbanding lurus dengan kualitas. Bahkan, ia mengatakan bahwa dari 12 KEK yang ada saat ini, belum ada satu pun yang bisa menjadi kisah sukses. 

Ia mengatakan bahwa masalah utama penyebab ketidaksuksesan KEK adalah infrastruktur dan soft infrastruktur seperti regulasi yang lebih longgar, kemudahan arus masuk keluar barang, dan birokrasi investasi.

Untuk itu, rencana pembangunan Kota Ekonomi Kreatif diperlukan pembangunan infrastruktur yang selama ini menjadi momok perkembangan KEK yang sudah dibangun disesuaikan dengan konteks Kotanya.

Selain itu, Pemerintah perlu tegas soal kemudahan regulasi dan kebijakan-kebijakan bagi investor dan tenaga kerja serta birokrasi yang menatakelola Badan Ekonomi Kreatif.

Hal ini perlu sinergitas antara pemerintah daerah kota pengembangan Kota Ekonomi Kreatif sehingga tata kelola dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Belajar dari Kota-kota Ekonomi Kreatif Di Dunia

Silicon Valley
Siapa yang pernah mendengar tentang kota ini? Silicon Valley merupakan ibukotanya teknologi dunia atau rumah bagi banyak perusahaan teknologi startup hingga teknologi informasi sudah lama berdiri.

Dilihat dari namanya Kawasan Silicon Valley dipenuhi dengan industri semikonduktor dan perusahaan-perusahaan komputer seperti Yahoo, Google, Facebook, Youtube, hingga Apple dan HP.

Menarik, Sehat Sutardja, orang Indonesia merupakan co-founder dari perusahaan semikonduktor Marvell Technology Group bermarkas di Silicon Valey. Bahkan, ketua Board of Trustees Indonesia Diaspora Network Global Dino Patti Djalal menyebut Sehat sebagai orang Indonesia tersukses di Silicon Valley karena memiliki ratusan paten memiliki ribuan karyawan dengan kantor dari perusahaan yang ia dirikan di berbagai negara di dunia.

Silicon Valley disebut sebagai surganya mereka yang punya hasrat kuat membangun startup dan memiliki budaya wirausaha yang kuat. Tak heran banyak negara yang belajar membangun Kota Ekonomi Kreatif. Seperti Bangalore di India, Silicon Wadi di Tel Aviv-Israel dan Shenzhen di Tiongkok.

Selain belajar dari Silicon Valley, Indonesia perlu belajar dari Shenzhen di Tiongkok yang menjadi tuan rumah Bursa Saham Shenzhen dan juga kantor pusat berbagai perusahaan multinasional seperti JXD, Vanke, Hytera, CIMC, SF Express, Maskapai Shenzhen, Nepstar, Hasee, Ping An Bank, Asuransi Ping An, China Merchants dan sebagainya yang membuat Shenzhen menempati urutan ke-14 Indeks Pusat Keuangan Global pada tahun 2019.

Di India, Bangalore disebut sebagai Lembah Silikon India karena sejumlah besar perusahaan teknologi informasi yang berlokasi di kota yang memberikan kontribusi 33% dari ekspor TI India sebesar 1.442 miliar (US $ 21 miliar) pada tahun 2006-07.

Silicon Wadi di Tel Aviv-Israel merupakan salah satu kota dengan konsentrasi industri high-tech yang tinggi, mirip dengan Silicon Valley di California, Amerika Serikat.

Di sektor elektronik dan perangkat lunak Silicon Wadi mendorong Israel masuk dalam daftar 10 besar pusat teknologi tinggi dunia.

Menarik, Lebih dari 100 perusahaan per tahun bermunculan di Silicon Wadi dan menciptakan ekspor elektronik senilai US$ 5,7 milyar pada tahun 1997. Sedangkan pertumbuhan ekspor perangkat lunak sebesar 25% setiap tahun.

Presiden Jokowi pun pernah berkunjung dan belajar disana Silicon Valley dan Shenzhen. Kunjungan Presiden Jokowi ke Silicon Valley dan Shenzhen membuat tekadnya semakin kuat untuk membentuk Kota Ekonomi Kreatif.

Harapannya Kota Ekonomi Kreatif yang akan diwujudkan tahun depan dapat mendongkrak startup-starup Indonesia seperti OVO (Fintech), Akulaku (Fintech), dan Blibli (e-commerce), Tokopedia, Bukalapak, Gojek dan lainnya yang merupakan the next unicorn Republik Indonesia yang bisa membuat Indonesia berkuasa di Ekonomi Digital.

Selain itu, dengan kehadiran Kota Ekonomi Kreatif, banyak startup dan perusahaan baru yang lahir sehingga kita tidak Indonesia tidak perlu ragu dengan ambisi menguasai ekonomi digital di Asia Tenggara bahkan bersaing dengan Shenzhen dan India untuk menguasai Asia.

Salam!!!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan, Sembilan, Sepuluh, Sebelas, 
Dua Belas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun