Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Lebih Dekat dengan 3 Komisioner KPK yang Lolos Seleksi Administrasi Capim KPK

12 Juli 2019   06:15 Diperbarui: 12 Juli 2019   10:05 2791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua Pimpinan KPK Basaria Panjaitan dan Alexander Marwata di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (12/9/2017)-Rakhmat Nur Hakim/Kompas.com

Setelah itu, Jenderal bintang dua ini menjabat sebagai Penyidik Utama Dit V/Tipiter Bareskrim Polri pada tahun 2008, Kapusprovos Divpropam Polri pada tahun 2009, Karo Bekum SDelog Polri  pada tahun 2010 dan menjadi Widyaiswara Madya Sespim Polri Lemdikpol.

Perempuan pertama yang berpangkat Inspektur jenderal (bintang dua) di dalam sejarah Kepolisian Negara Republik Indonesia ini mengakhiri karirnya di Kepolisian sebagai Sahlisospol Kapolri pada tahun 2015.

Setelah memegang rekor perempuan pertama berbintang dua dalam sejarah kepolisian, Di tahun 2015, ia kembali menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Komisioner KPK.

Laode M Syarif

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Laode Syarif merupakan salah satu Komisioner KPK yang dipilih oleh DPR seperti Basaria Panjaitan.

Ia dilahirkan di salah satu desa terpencil, Desa Lemoambo, Kabupaten Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, 16 Juni 1965. Karena itu, ia menghabiskan masa kecilnya di pedalaman ini termasuk pendidikan dasarnya.

Sebagai anak yang tinggal di kampung, ia hanya bercita-cita menjadi camat seperti pamannya. Alasannya adalah camat memiliki mobil. Kala itu, di masa orde baru, para camat memiliki mobil dinas bermerk VW Safari yang diberikan oleh pemerintah. Menurutnya, memiliki mobil mewah seperti itu adalah sesuatu yang istimewa.

Untuk mencapai impiannya itu, ia terus belajar dan menyelesaikan sekolah menengah atas. Namun, seiring berjalannya waktu, ia tidak tertarik lagi menjadi camat, ia lebih tertarik dengan isu-isu lingkungan.

Setelah selesai, ia memilih keluar dari Muna dan ingin ke Makassar. Di Makassar lah, ia memilih mengenyam studi di Universitas Hassanudin Jurusan Hukum Internasional di Fakultas Hukum, dengan tugas akhirnya yang berjudul Penanggulangan Pencemaran Udara Melalui Pendekatan Hukum Internasional.

Tak berhenti di sini, Laode Syarif melanjutkan pendidikan pada program Master of Laws (LLM) di Faculty of Law, Queensland University of Technology (QUT) Brisbane khususnya di bidang Hukum Lingkungan.

Tak puas dengan gelar magisternya, ia melanjutkan studi doktor di salah satu Universitas terbaik di Australia, University of Sydney khususnya di bidang hukum lingkungan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun