Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Alasan Jakarta Bisa Menjadi Kota Mati

11 Juli 2019   13:13 Diperbarui: 12 Juli 2019   14:20 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaki langit Jakarta terlihat dari Bundaran dengan Wisma 46 (The Fountain Pen) dan jalan Jenderal Sudirman di sebelah kiri. Gambar: Ecal saputra

Pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke luar Pulau Jawa bukan lagi sebatas wacana atau isu tetapi benar-benar menjadi agenda serius pemerintah setelah keinginan Jokowi untuk melanjutkan wacana yang sudah dibangun sejak zaman Soekarno melalui Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam diskusi di Jakarta, Rabu (10/7/2019).

"Jadi memang pemindahan ibu kota ini bukan hal yang baru. Rencana ini juga pernah bertemu Presiden Soekarno dan Soeharto. Presiden Jokowi meminta ini bukan hanya wacana, tapi kongkrit," ujar Bambang.

Walaupun usulan ibukota ke luar Pulau Jawa lebih mendominasi, beberapa kota yang ada di Pulau Jawa seperti Jonggol, Karawang, Kertajati, Maja, dan Pulau Reklamasi pun diusulkan.

Namun, sejauh ini beberapa kota di Kalimantan seperti Palangkaraya, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan dan Merdeka memiliki peluang besar untuk dijadikan sebagai ibukota negara yang baru.

Pemerintah dinilai serius karena berkaca dari keberhasilan beberapa negara yang berhasil memindahkan ibukota seperti Brasil memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia, Malaysia memindahkan pusat pemerintahan federal administratifnya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya.

Oleh karena itu, jika pada akhirnya pemerintah berhasil memindahkan ibukota negara dari Jakarta, Apakah Jakarta akan menjadi Kota Mati?

Pemindahan Ibukota
Pemindahan ibukota negara memiliki pengaruh yang besar terhadap perpindahan penduduk. Dipastikan jumlah ASN yang begitu banyak akan pindah dan beberapa yang bukan ASN tapi memiliki kepentingan bisnis dan sebagainya akan ikut berpindah ke ibukota yang baru.

Perpindahan penduduk yang begitu banyak akan berdampak pada perputaran uang yang lambat dari biasanya. Walaupun Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis dan ekonomi, kita tidak dapat memungkiri beberapa bisnis akan anjlok dan bangkrut karena kebutuhan pasar yang tidak menjamin.

Ya, bukankah alasan Jakarta menjadi pusat bisnis bukan karena ibukota? Namun, Apakah pemindahan ibukota menjadi alasan Jakarta menjadi kota mati? Tidak. Ada alasan lain yang cukup logis.

Pertama, Masalah banjir Jakarta yang belum dapat diselesaikan pemerintah. Banjir Jakarta kini menjadi momok menakutkan. Pada tahun 2019, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat sedikitnya ada 43 titik banjir di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun