Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengenal Yunarto Wijaya, Target Utama Pembunuhan 22 Mei

12 Juni 2019   06:04 Diperbarui: 13 Juni 2019   06:55 19582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya(KOMPAS.com / ANDRI DONNAL PUTERA)

Namun, pada tahun 2019, Mas Toto dan Charta Politika secara umum dituduh sebagai biang kerok kekalahan Prabowo-Sandi. Charta Politika dituduh telah menerima bayaran dari oknum tertentu untuk memenangkan Jokowi-Ma'aruf dalam survei dan perhitungan Quick Count.

Mas Toto diundang beberapa kali di Televisi bersama BPN dan TKN untuk membahas masalah ini. Pada saat itu, Juru bicara BPN, Andre Rosiade mengatakan survei biasanya meleset karena mengambil beberapa sampel. Dengan tenang suami Ivone Kurniawan menanyakan perbedaan Survei dan Quick Count kepada Andre Rosiade yang tidak mampu menjawabnya.

Pasca pengumuman hasil pemilu, aksi 22 Mei menuntut KPU yang dianggap melakukan kecurangan terstruktur, sistematis dan masif yang dihiasi dengan kekerasan fisik sehingga menimbulkan korban jiwa.

Rupanya, ada oknum yang ingin membunuh empat tokoh nasional, Wiranto, Luhut, Budi Gunawan dan Goris Mere serta target utama, Mas Toto. Usia seperti Mas Toto terbilang masih muda mengingat karirnya cukup dikenal di Indonesia. Dan itu menjadi salah satu alasan mengapa ia menjadi target utama pembunuhan.

Sebelumnya sudah dirasakan oleh Mas Toto sendiri yang kerap diancam melalui SMS, Telpon dan WhatsApp.

"Sampai hari ini ancaman baik lewat telepon dan WA ke saya enggak berhenti," kata Yunarto dalam cuitannya.

Menarik, merespon perencanaan pembunuhan terhadap dirinya melalui cuitan di akun Twitternya, Mas Toto mengatakan bahwa ia tidak mendendam pelaku maupun perencana.

"Sama seperti yg pernah saya tulis, sudah tak ada dendam lagi dari saya dam keluarga baik buat yang jadi perencana atau pun eksekutor," cuit Mas Toto.

"Seringkali kebenaran berujung pada penjara dan kematian. Jika itu terus-menerus terjadi, jangan heran kalau negeri ini sedang dalam perjalanan menuju kehancuran."

Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun