Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Saran untuk "Tingkah Labil" Koalisi Prabowo-Sandi

10 Juni 2019   12:45 Diperbarui: 10 Juni 2019   12:51 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandiaga Uno, SBY dan Prabowo

Bagi penulis, usulan untuk pembubaran koalisi sebenarnya ditujukan untuk koalisi Prabowo-Sandi tetapi untuk mengelabuhi penilaian publik, usulan ini juga untuk koalisi Jokowi-Ma'aruf.

Usulan ini didasarkan pada permusuhan dalam masyarakat akibat perkuburan yang masih digaungkan terus-menerus. Bahkan ia mengatakan bahwa menjaga perkubuan secara terus-menerus akan memelihara potensi benturan dalam masyarakat.

"(Perkubuan) Artinya mengawetkan permusuhan dan memelihara potensi benturan dalam masyarakat. Para pemimpin harus mengutamakan keselamatan bangsa," kata Rachland Nashidik.

Sedangkan kubu BPN mempersilakan Demokrat untuk keluar dari koalisi secara baik-baik dan jangan membuat gaduh karena saat ini BPN fokus pada masalah yang akan ditangani Mahkamah Konstitusi (MK).

Namun, PKS memiliki pandangan yang berbeda. Pembubaran koalisi dianggap kurang bijak karena akan menurunkan tensi politik. Ia berharap kepada koalisi Prabowo-Sandi untuk tetap solid hingga keputusan MK.

Meskipun demikian, saya lebih sepakat untuk Demokrat keluar dari koalisi bukan hanya secara de facto tetapi harus secara de jure sehingga kegaduhan jangan tercipta pagi.

Selain itu, panasnya perang kata-kata antara Demokrat dan BPN seharusnya ditangani secara langsung oleh Prabowo dan SBY sebagai sosok orang tua yang dapat meredam tensi antara dua partai ini.

Akan tetapi kita tidak berharap pada SBY yang sedang berduka sehingga berharap pada Prabowo sendiri lebih sulit untuk mewujudkan hal ini.

Salam!!!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun