Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sang Penari (Part 1)

24 Januari 2023   15:29 Diperbarui: 24 Januari 2023   15:41 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pantas saja beliau mengatakan aku pasti bisa! Ternyata, ini lho. maksudnya!

Aku tak sempat mengangguk, tiba-tiba saja aku sudah masuk ke panggung. Suara musik pengiring mengalun, dan kulihat anak itu sudah mulai menari. Aku tersadar, segera kuikuti gerakannya yang lemah gemulai. Rasa gugup perlahan sirna, tubuhku mulai meliuk seirama. Kami bagaikan sepasang penari kembar! Wajahnya dan tubuhnya persis sepertiku, hanya saja dia lebih pendek dariku dan kulitnya terlihat pucat.

Aku dan dia menari dengan penuh perasaan. Senyuman tak pernah lepas dari bibir kami, menggambarkan  puteri keraton yang  anggun memesona semua mata. Berkali-kali tepuk tangan bergemuruh, saat kami melakukan gerakan-gerakan yang indah. Hm, senang rasanya! Aku merasa, akulah penguasa panggung malam itu! Mungkin inilah yang dirasakan kakakku. Aku harus lebih rajin lagi berlatih, agar menjadi penari seperti kakak, batinku.

Tak terasa alunan musik berhenti seiring tarian pun selesai. Gemuruh dan sorak sorai penonton terdengar. Kulirik pasanganku yang tersenyum ke arahku, kubalas senyumannya dengan penuh rasa terimakasih. Setelah memberi hormat penonton, aku segera berlari ke belakang panggung. Kukira dia mengikutiku, tapi entahlah, tiba-tiba dia menghilang, mungkin dia berlari ke arah yang berlawanan denganku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun