Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Feri Mau Tinggal Kelas!

7 Desember 2022   07:10 Diperbarui: 7 Desember 2022   07:21 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Neni Hendriati

Tangis bocah itu sangat memilukan. Dia menangis sambil  berguling-guling di lantai kelas yang dingin. Semua siswa dan orang tua yang sedang menerima pembagian buku rapor, duduk mematung, heran dengan anak itu.

Ini aneh sekali! Orang lain berduyun-duyun ingin naik kelas, bahkan ada orang tua yang sampai memohon kepada guru, agar anaknya naik kelas! Lha, ini sebaliknya! Feri mau tinggal kelas!

Mungkin hanya satu dari sekian ribu kasus seperti ini terjadi

"Udah dulu nangisnya, Nak! Nanti Ibu ubah rapornya!"

Kudekati Feri, dan kubangunkan dia dari lantai kelas.

Feri menghentikan tangisnya, dia melepaskan diri dari rengkuhanku.

"Feri mau di kelas satu lagi!" katanya di sela isaknya, "Feri mau tinggal kelas!"

Aku menganggukkan kepala.

"Gak akan nyesel nanti?" tanyaku lembut.

"Enggak!" ia menggelengkan kepala

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun