Mohon tunggu...
Neni Hendriati
Neni Hendriati Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 4 Sukamanah

Bergabung di KPPJB, Jurdik.id. dan Kompasiana.com. Hasil karya yang telah diterbitkan antara lain 1. Antologi puisi “Merenda Harap”, bersama kedua saudaranya, Bu Teti Taryani dan Bu Pipit Ati Haryati. 2. Buku Antologi KPPJB “Jasmine(2021) 3. Buku Antologi KPPJB We Are Smart Children(2021) 4. Alam dan Manusia dalam Kata, Antologi Senryu dan Haiku (2022) 5. Berkarya Tanpa Batas Antologi Artikel Akhir Tahun (2022) 6. Buku Tunggal “Cici Dede Anak Gaul” (2022). 7. Aku dan Chairil (2023) 8. Membingkai Perspektif Pendidikan (Antologi Esai dan Feature KPPJB (2023) 9. Sehimpun Puisi Karya Siswa dan Guru SDN 4 Sukamanah Tasikmalaya 10. Love Story, Sehimpun Puisi Akrostik (2023) 11. Sepenggal Kenangan Masa Kescil Antologi Puisi (2023) Harapannya, semoga dapat menebar manfaat di perjalanan hidup yang singkat.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Zaki

4 Desember 2022   10:04 Diperbarui: 4 Desember 2022   10:06 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari yang sangat cerah. Kegiatan gebyar lomba melukis yang diselenggarakan oleh pihak sponsor di sekolah kami, membuat semua bersuka cita.

Anehnya, di antara kemeriahan suasana, kulihat seorang anak dengan baju tak disetrika, tampak duduk menyendiri di barisan belakang. Sungguh, sangat kontradiktif dengan wajah ceria anak-anak lainnya, yang sebagian besar datang bersama orang tua mereka.

Ketika kudekati, ternyata Zaki! Murid kelas empat, anak piatu, yang hidup bersama lima orang kakak laki-lakinya.

"Sudah makan, Nak?" tanyaku.

Pertanyaan  rutinku, bila bertemu dengannya.

Zaki mengangguk, wajahnya terllihat muram.

"Bu, boleh melukisnya gak pake pensil warna?" tanyanya tiba-tiba.

Aku terhenyak, pertanyaannya terasa menusuk jantungku.

"Nanti pinjam sama teman, ya?" kutepuk bahunya sambil tersenyum.

Padahal, hatiku merasa teriris. Aku lupa, dia pasti tak punya! Pensil warna inventaris sekolah kebetulan sudah habis, dan tak ada waktu untuk membelikannya.

Mudah-mudahan ada yang mau meminjaminya! Kutatap dia dengan risau. Ingatanku terlempar ke masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun