Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cara Klaim Kacamata Melalui BPJS Kesehatan

25 Maret 2023   15:48 Diperbarui: 26 Maret 2023   10:15 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak pertama saya, yang duduk di kelas XI, mengeluhkan penglihatannya yang buram dan berbayang. Keluhan ini dirasakannya sejak 6 bulan terakhir ini. Ya bagaimana tidak ada keluhan, orang matanya sering terpapar gadget. Anak saya pun minta dibelikan kacamata.

Saya bilang periksa dulu ke dokter spesialis mata biar pemeriksaannya lebih akurat. Siapa tahu berdasarkan pemeriksaan dokter ternyata tidak harus pakai kacamata juga. Maksud saya sih kalau anak saya ternyata memang harus pakai kacamata, nah biar nanti bisa dicover BPJS Kesehatan.

Soalnya, yang saya dengar dan yang saya tahu, selain bisa digunakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas atau rumah sakit yang menjadi rekanan BPJS Kesehatan, peserta JKN-KIS juga bisa klaim berbagai alat kesehatan, salah satunya adalah kacamata. Tentu saja harus sesuai prosedur.

Selama menjadi peserta aktif BPJS Kesehatan secara mandiri, saya dan keluarga belum pernah memanfaatkan klaim untuk penggunaan kacamata. Selama ini sih saya membeli sendiri.

Kebetulan saya dan suami menggunakan kacamata. Saya sendiri berkacamata sejak SMA. Sementara suami, baru sekitar 2 tahun terakhir ini.

Kamis 23 Maret 2023, saya membawa anak saya ke faskes (fasilitas kesehatan) tingkat pertama sesuai domisili, di Klinik dr. Salma. Klinik yang tepat berada di belakang rumah saya. Di klinik ini tidak ada spesialis mata, adanya dokter umum dan spesialis gigi.

Ketika di ruang praktik dokter, saya sampaikan keluhan anak saya. Karena di sini tidak ada spesialis mata, maka oleh dr. Wulandari dirujuk ke faskes tingkat lanjutan. 

"Pakai HP jangan terlalu dekat dan terlalu sering. Baca jangan sambil rebahan ya. Jangan dengan cahaya redup. Semoga lekas sembuh," kata dr. Wulan.

Meskipun bukan menjadi penyebab utama, kebiasaan membaca meningkatkan risiko untuk mengalami rabun jauh. Terutama jika sering membaca di tempat yang redup dan jaraknya terlalu dekat ke mata.

Risiko mengalami rabun jauh karena membaca dalam jarak dekat atau di tempat gelap juga berlaku untuk dalam penggunaan gadget dalam kondisi yang sama. Jadi, sebaiknya biasakan untuk membaca ataupun menulis dari jarak sekitar 40 sentimeter (cm) dari layar atau buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun