Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Horor "Alena: Anak Ratu Iblis", Apanya yang Seram?

9 Januari 2023   10:38 Diperbarui: 9 Januari 2023   14:30 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudian adegan berlanjut pada terbunuhnya seluruh anggota sekte oleh Lilith. Kecuali satu, Ratna (diperankan oleh Wulan Guritno). Ia dipilih untuk merawat putrinya.

"Aku akan melahirkan bayi," katanya sambil tertawa keras yang berulang.

Lagi-lagi tawanya tidak menyeramkan. Sebagai penggemar film horor, bagi saya, tawa Lilith ini tidak ada seram-seramnya. Datar-datar saja. Tidak membuat saya dan dua anak saya bergidik. Saya jadi kecewa dengan film keluaran rumah produksi Arjuna Mega Film tersebut.

Selama film berlangsung, saya juga terganggu dengan narasi yang kurang terdengar jelas. Suaranya seperti pecah begitu. Ditambah suara musik pengiring yang agak keras sehingga membenamkan narasi.

Untuk memastikan, saya bertanya pada anak saya barangkali ada masalah di pendengaran saya. Eh, anak saya juga mengaku tidak jelas. Berarti fix, bukan pendengaran saya yang bermasalah. Entah penononton yang lain, apakah merasakan hal yang sama?

Ada juga dialog yang tidak konsisten. Sebelumnya memanggil "Kakak" (pada Wulan Guritno), eh adegan berikutnya memanggil "Mbak". Dan itu, tidak sekali dua kali.

Sosok Ratna yang diperankan Wulan Guritno, menurut pengamatan saya, juga kurang natural. Seperti tidak menjiwai perannya. Biasa-biasa saja. Tampangnya yang dingin kurang mampu mengangkat sosok yang diperankannya.

Termasuk juga setting rumah tempat tinggal keluarga Hendra yang super luas bak istana tapi hanya dihuni oleh 5 orang saja. Pasangan suami isteri, Ratna, Alena, dan Ismail.  

Halaman rumahnya saja seluas rumahnya. Mungkin ingin menampilkan suasana seram, tapi ya kok jadinya malah tidak kena di saya ya. Sayang saja.

Hingga film yang menggunakan teknologi CGI -- teknik pencitraan hasil komputer, berakhir, terus terang saya kecewa. Dua anak saya kecewa. Berharap mendapatkan tontonan sesuai ekspektasi judulnya, ternyata tidak. 

Tapi, saya tetap mengapresiasi kehadiran film horor lokal asli produksi bangsa Indonesia. Salut. Berani memberikan suguhan film bergenre horor kepada masyarakat penikmat film.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun