Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hikmah dari Wafatnya Abu Thalib

27 September 2022   21:51 Diperbarui: 28 September 2022   15:20 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allah berfirman dalam Alquran yang berkenaan dengan kisah Abu Thalib dan berisi larangan bagi Nabi SAW untuk memintakan ampunan bagi Abu Thalib.

"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam." (QS. At-Taubah, 9: 113)

Kelima, status hukum seseorang yang meninggal dunia di atas kekafiran adalah kekal di neraka, sebagaimana Allah  berfirman dalam surat At-Taubah di atas.

" ... sesudah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam." (QS. At-Taubah 9: 113)

Keenam, sesungguhnya hidayah taufik itu tidak ada yang memilikinya kecuali Allah. Manusia yang paling mulia sekali pun, yaitu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, tidak memiliki hidayah taufik.

Demikianlah hidayah. Meski ia akrab dengan seruan yang penuh hikmah, dan disampaikan berulang-ulang, jika Allah tidak berkehendak, tidak ada seorang pun yang mampu memberi petunjuk.

Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendakiNya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. Al-Qashash 28: 56)

Siapa pun, termasuk Nabi hanya bisa berusaha, menampaikan risalah Islam dan mengajak orang menerimanya, tapi tidak bisa menjamin seseorang dapat menerimanya. Menjadikan seseorang beriman atau tidak adalah otoritas mutlak Allah SWT.

Ketujuh, syafaat Nabi kepada Abu Thalib adalah pengecualian dari firman Allah Ta'ala.

"Maka tidak berguna lagi bagi mereka (orang-orang kafir) syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at." (QS. Al-Muddatsir 74: 48)

Syafa'at Nabi kepada Abu Thalib itu bukan untuk mengeluarkan Abu Thalib dari neraka. Namun, hanya untuk meringankan adzab di neraka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun