Ini sarapan anak-anak. Menunya nasi goreng. Kali ini nasi goreng telur rebus. Sebagaimana namanya nasi goreng yang isinya telur rebus yang dipotong-potong kecil.
Bumbunya, pokoknya simple tidak pakai ribet mengingat waktunya yang mefet. Kalau saya sih 2 siung bawang putih, 2 siung bawang merah, 5 buah cabai rawit merah, diulek. Ditumis dengan sedikit margarin.
Sambil mengulek bumbu, saya rebus 2 butir telur ayam. Setelah matang dan kulitnya dibuang, telur saya potong-potong kecil. Sisihkan.
Kemudian saya masukkan 1 sendok makan margarin untuk menumis bumbu. Lalu masukkan potongan telur rebus tadi. Masukkan juga sepiring penuh nasi, kasih sedikit penyedap rasa, aduk-aduk.
Selesai, taruh di mangkok ukuran sedang sambil ditekan-tekan biar disajikan di piring berbentuk bulat. Kasih mayones, saos tomat, saos sambal, dan parutan keju deh
Taraa...jadi deh nasi goreng telur dadar. Bagaimana penampakkannya? Menggugah selera, kan? Sayang stok tomat dan daun selada habis. Jadi, terasa kurang lengkap saja. Begini nih kalau ide munculnya secara tiba-tiba.
Saya kasih nama apa ya? Nasi goreng permata saja ya? Merujuk nama kompleks tempat tinggal saya, Permata Depok. Bisa juga berarti permata itu adalah anak-anak saya. What everlah itu.
"Kak Putik, Kak Najmu ayo sarapan," panggil saya.
Saya tanya anak-anak apakah enak sajian kali ini? Alhamdulillah..., kata anak-anak sih enak. Ini kata anak-anak ya. Secara anak-anak penyuka nasi goreng, khususnya buatan Chef Bunda Tety. Biasanya saya sajikan seminggu sekali.
Karena penasaran, saya coba dong. Benaran enak kok. Rasanya nampol banget. Pedasnya terasa pas, rasanya juga pas banget di lidah. Membuat lidah tidak ingin berhenti bergoyang. Berarti anak-anak berkata jujur.
