Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Target Pertumbuhan Ekonomi 2023 Dinilai Sulit Dicapai

18 Agustus 2022   19:35 Diperbarui: 18 Agustus 2022   19:37 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anis Byarwati (sumber foto: kompas.com)

Selasa 16 Agustus 2022, Presiden Republik Indonesia menyampaikan pidato Pengantar/Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-undang RAPBN 2023 beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2022-2023, di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta. 

Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menyampaikan Indonesia berhasil mengatasi pandemi dan memulihkan ekonominya dengan cepat. Meski demikian, Presiden mengingatkan kita harus terus menjaga kehati-hatian dan kewaspadaan kita. 

"Risiko gejolak ekonomi global masih tinggi. Perlambatan ekonomi dunia tetap berpotensi memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka pendek," kata Presiden.

Presiden berpandangan konflik geopolitik dan perang di Ukraina telah menyebabkan eskalasi gangguan sisi suplai. Kondisi ini yang dapat memicu lonjakan harga-harga komoditas global. Dampak berikutnya, mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara. Tidak terkecuali negara kita, Indonesia.

Atas kondisi global ini, Presiden menyampaikan, Bank Sentral di banyak negara melakukan pengetatan kebijakan moneter secara agresif. Pengetatan ini telah menyebabkan guncangan pada pasar keuangan di banyak negara berkembang. 

"Konsekuensinya, nilai tukar mata uang sebagian besar negara berkembang mengalami pelemahan," ujarnya.

Dengan berbagai tekanan tersebut, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global melambat signifikan. Pada 2021 bisa bertumbuh 6,1 persen, namun pada 2022 menurun menjadi 3,2 persen dan menjadi 2,9 persen di tahun 2023.

Meski demikian, Presiden mengajak kita untuk tidak pesimis menghadapi ketidakpastian global ini. Terlebih, dalam 8 tahun terakhir, Indonesia telah berhasil memupuk modal penting untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang lebih kondusif.

Presiden juga menyampaikan pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan sebesar 5,3 persen. Target ini jauh di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6% per tahun yang harus dicapai untuk menjadi negara maju pada 2045.

"Kita akan berupaya maksimal dalam menjaga keberlanjutan penguatan ekonomi nasional. Kita perkirakan pada tahun 2023 sektor swasta akan semakin kuat sehingga dapat menjadi motor pertumbuhan," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun