Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

"Solusi" Menghindari Transit di Stasiun Manggarai

13 Juli 2022   16:52 Diperbarui: 15 Juli 2022   12:15 3144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Suasana Stasiun Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Senin (6/6/2022). (Foto: KOMPAS.com/Muhammad Isa Bustomi) 

Biasanya, saya membutuhkan waktu sekitar 1 jam - 1,5 jam untuk sampai di Hotel Mulia. Jadi, 30 menit lebih lama dibanding biasanya. 

Selesai acara, 2 teman saya mengajak pulang bareng karena kebetulan rumahnya di Depok juga. Kawan yang satu turun di Stasiun Depok Baru, yang satunya lagi di Stasiun Citayam, sama dengan saya.

Sebagai sesama "anker" alias "anak kereta", pola rute di Stasiun Manggarai bikin kami harus mengatur strategi. Karena bukan rahasia lagi, dampak Stasiun Manggarai menjadi Stasiun Sentral, maka akan ditemui pemandangan penumpang yang menumpuk. 

Dari Stasiun Abang penumpang sudah menumpuk, eh di Stasiun Manggarai juga menumpuk. Jadi, dua kali menumpuk. 

Perubahan rute ini cukup meribetkan karena saat transit di Stasiun Manggarai, peron kereta menuju Bogor dari Jakarta Kota berada di lantai atas. Jadi, naik lagi ke peron atas. Itu sudah sangat membuang energi dan waktu juga.

Belum lagi harus berdesakan karena banyaknya penumpang yang juga transit. Terlebih di jam-jam sibuk. "Mengerikan" pokoknya deh. Belum lagi kalau eskalatornya rusak.

Saat di dalam kereta saja sudah sangat penuh karena masuknya harus berdesakan dengan orang lain. Biasanya kami mendapatkan tempat duduk, sekarang tidak karena saking penuhnya. Peluangnya sangat tipis.

Jangankan saat pulang kerja, ketika berangkatpun di jam 9 -10  pagi saja, suasana dalam kereta sudah dipenuhi penumpang. Jadi, sudah bisa dibayangkan bagaimana kepadatan penumpang di jam-jam sibuk.

Nah, tentu saja kami tidak ingin mengalami "drama yang mengerikan" ini. Jadilah, kami berdiskusi.

"Kita mau naik dari mana? Stasiun Palmerah?" tanya saya.

"Ah, ngapain. Ribetin. Kudu transit dulu di Tanah Abang, terus transit lagi di Manggarai, capek deh," jawab kawan saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun