Jadi, disarankan setelah shalat kita beristighfar memohonkan ampunan kepada Allah karena bisa jadi shalat yang kita kerjakan bukan shalat seperti yang diinginkan Allah.
Di ayat ini tidak dikatakan siapakah yang paling banyak amalannya, tapi siapakah yang paling baik amalannya. Jadi, yang dituntut dalam beramal adalah kualitasnya, Â bukan kuantitasnya. Tentu saja sesuai dengan tuntunan Rasul.
3. Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?
Allah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, satu tingkat demi satu tingkat. Namun, apakah sambung-menyambung, apakah sebagiannya berada di atas bagian yang lain, ataukah terpisah oleh suatu ruang yang hampa? Wallahu 'alam.
4. Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.
Bila kita memandang dengan berulang-ulang maka pastilah pandangan kita itu akan kembali dengan tidak melihat suatu cacat dan aib apapun.
Mata dalam keadan letih sekalipun, kita tidak akan menemukan kekurangan atau kecatatan atas ciptaan Allah. Â
Dari ayat ini juga mengajarkan manusia untuk selalu berusaha "meniru" ciptaam Allah SWT yang tanpa cacat, indah, dan bermanfaat.
5. Dan sungguh, telah Kami hiasi langit yang dekat, dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu sebagai alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka azab neraka yang menyala-nyala.
Syaitan selalu mencuri-curi dengar apa yang sudah menjadi ketetapan Allah. Penduduk langit itu sudah tahu kejadian-kejadian apa saja yang akan terjadi di bumi. Kapan terjadinya gempa, tsunami, kecelakaan, dan lain-lainnya.