Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perilaku Merokok Memprihatikan, Pakar: Naikkan Harga Rokok!

13 Oktober 2021   08:40 Diperbarui: 13 Oktober 2021   09:18 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil survey itu juga menunjukkan sebanyak 50,2% perokok mengaku jumlah batang rokok yang dikonsumsi selama pandemi Covid-19 tetap. Mirisnya, sebanyak 15,2% responden mengaku jumlah batang rokok yang dikonsumsi meningkat.

Bagaimana saya tidak geleng-geleng kepala?

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
"Kami khawatir dengan konsumsi rokok masyarakat saat ini. Tingginya risiko terkena Covid-19 akibat merokok dan dampaknya terhadap ekonomi rumah tangga tidak membuat para perokok mengurangi konsumsinya," tandas Manik Marganamahendra, perwakilan Komnas PT.

Studi ini kembali menegaskan perilaku merokok menyebabkan tercemarnya kualitas udara di lingkungan rumah dan membahayakan kesehatan anggota keluarga lainnya. 

Lantas berapa banyak uang yang dibakar dalam sehari untuk rokok? Anggap saja pengeluaran untuk rokok satu tahun sebesar Rp4.500.000. Jika merokok sudah dilakukan dari usia 17 tahun, dan sampai umur 30 tahun masih merokok, berapa banyak uang yang bisa ditabung? 

Selama 13 tahun itu, uang yang terkumpul bisa mencapai Rp58.500.000. Lumayan, bukan? Uang sebesar ini bisa untuk membeli rumah subsidi. Coba kalau dibelikan telur, beras, susu. Berapa banyak yang didapatkan? Bisa juga dipakai buat biaya pendidikan anak-anak. 

Jadi, logikanya tidak ada alasan hidup terpuruk karena faktor ekonomi. Karena nyatanya, buat beli rokok saja sanggup. Hampir bisa dipastikan pengeluaran suami untuk membeli rokok telah menyebabkan berkurangnya alokasi anggaran rumah tangga untuk keperluan yang lain. 

Coba saja perhatikan tukang becak, pengemudi ojek, pemulung, pedagang keliling, pengemis, dan lain-lain, mengaku miskin tapi masih sanggup beli rokok? 

Di depan kompleks rumah saya saja, ada sekitar 3 pengemis yang mangkal menengadahkan tangan. Ada yang dekat minimarket, ada juga yang dekat abang gerobak sayur, ada yang dekat penjual buah. 

Ada satu pengemis yang saya perhatikan dalam keadaan merokok. Hello...?! Bagaimana saya mau berempati coba? Kalau saya kasih uang bisa-bisa uangnya dipakai membeli rokok. 

Apakah terpikirkan jika uang untuk membeli rokok lebih bermanfaat dibelikan telur atau lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun