Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PTM Terbatas Oktober, Sekolah di Kota Depok Adakan Simulasi

29 September 2021   19:18 Diperbarui: 30 September 2021   08:33 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simulasi PTM Terbatas di Kota Depok | Dokumen pribadi

Tidak masalah pembelajaran hanya 2 jam dan hanya 2 kali dalam seminggu, terpenting belajar di sekolah. Terpenting lagi, berjumpa dengan guru dan kawan-kawan. Bisa bertanya langsung kepada guru ketika tidak paham dengan mata pelajaran yang diajarkan.

Sementara itu, orang tua murid kelas IXA (dan orang tua murid kelas lain) menyambut positif ada simulasi ini. Termasuk saya tentunya. Orang tua jadi tidak perlu khawatir mengizinkan anaknya belajar tatap muka di sekolah. 

Selama menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sebagaimana aturan pemerintah, ya mengapa tidak? Iya, kan? Saya sih positive thinking saja demi kebaikan pendidikan anak-anak. 

Soalnya, kalau di rumah terus terkadang anak-anak sering menyepelekan tugas dari guru. Kalau diingatkan baru bergerak. Orang tua juga tidak perlu pusing dengan segala macam pertanyaan mengenai pelajaran anak-anak.

Terpenting kan anak-anak happy, orang tua juga tenang. Terlalu lama belajar daring tidak bagus juga menurut saya. 

Sebagaimana halnya yang juga disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek Nadiem Makariem. Bagaimanapun anak-anak membutuhkan pembelajaran secara langsung agar mudah menerima materi pelajaran dengan baik. Anak-anak juga butuh bersosialisasi dengan teman sebaya dan gurunya.

Berhubung hari ini tidak semua siswa mengikuti simulasi karena dalam satu rombongan kelas (rombel) hanya boleh diisi 50 persen siswa, wali kelas pun mengirimkan video simulasi untuk bisa disaksikan orang tua murid yang lain.

Berdasarkan berita yang saya baca hari ini, tidak hanya sekolah anak saya saja yang melakukan simulasi. Tetapi juga sekolah-sekolah lainnya, baik tingkat SD, SMP, dan SMA. 

Simulasi tidak menghadirkan seluruh siswa di sekolah, tetapi hanya kelas tingkat tinggi dan rendah saja. 

Pada tingkat SD, misalnya, hanya murid kelas 1 dan 6 yang masuk, dan setiap kelas diisi dalam kelompok kecil, yaitu 15 siswa. Anak saya yang bungsu karena kelas 4 SD tidak ada arahan untuk mengikuti simulasi.

Sementara untuk tingkat SMP dan SMA hanya kelas atas, itu pun dibatasi 50 persen dari jumlah siswa dalam kelas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun