Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Satu Tahun Berlalu, Pembelajaran Jarak Jauh Masih Menyimpan Kendala

4 Agustus 2021   10:25 Diperbarui: 5 Agustus 2021   05:15 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi belajar dari rumah (DOK. SHUTTERSTOCK)

Membaca chat ini, beberapa orang tua meminta untuk melakukan komunikasi secara pribadi dengan guru mapel agar bisa dicarikan jalan keluar yang sama-sama menguntungkan. Dan, Alhamdulillah persoalan ini pun clear.

Belajar dari rumah | Dokumen pribadi
Belajar dari rumah | Dokumen pribadi

Begitulah ada saja drama PJJ setiap hari yang saya amati, yang mungkin juga dihadapi para orang tua lainnya. 

Kalau diamati permasalahan PJJ sama saja dengan PJJ tahun lalu, yaitu masalah jaringan, kesibukan orang tua, perangkat atau alat, serta makin borosnya dalam pembelian kouta internet.

Untuk masalah alat, misalnya, HP itu, kadang ada siswa yang pakai HP satu bertiga atau berdua. Ada juga HP yang dibawa dulu sama orang tuanya kerja, nanti dikerjakan saat orang tua selesai bekerja pada sore.

Ada juga siswa yang ponselnya rusak sehingga tidak bisa mengikuti PJJ. Mau beli terbentur dengan biaya. Itu sebabnya, teradang tidak semua siswa mengikuti sesi zoom yang digelar guru.

PJJ ini kesannya dilaksanakan dengan sumber daya yang seadanya. Terlihat dengan munculnya persoalan-persoalan yang sama.

Apakah tidak dicarikan solusi dari persoalan sebelumnya? Misalnya dengan mengidentifikasi masalah, lalu masalah-masalah itu dikelompokkan.

Siswa A masalahnya ini, siswa B masalahnya ini. Siswa yang memiliki masalah yang sama dimasukkan dalam kelompok yang sama. Lalu dicarikan solusinya.

Misalnya, siswa yang tidak memiliki perangkat pendukung seperti HP atau laptop, guru bisa berkunjung ke rumah siswa atau siswa ke sekolah dengan prokes ketat. Paling juga 1 atau 2 siswa.

Atau menyiapkan modul pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang mengikuti pembelajaran yang terkendala oleh alat pembelajaran secara daring, nanti tugas-tugas diantar ke sekolah.

Bisa juga dengan menyediakan berbagai kanal aplikasi yang dapat dipilih orang tua. Dalam kanal-kanal ini berisi materi-materi pembelajaran secara digital. Ini sih pemikiran saya saja ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun