Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepenggal Kisah Akhir Perjuangan Ibu Saya Melawan Covid-19

28 Juli 2021   16:53 Diperbarui: 28 Juli 2021   17:16 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ini hari ke-5 ibu saya wafat. Setelah selama 16 hari (mungkin lebih) berjuang melawan Covid-19, ibu saya akhirnya kalah dalam peperangan melawan musuh yang bernama virus Corona. Virus yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

Perjuangan ibu saya bisa dibilang tanpa "bekal" alat peperangan. Tanpa bantuan ventilator dan tidak berada di ruang ICU sebagai benteng untuk bertahan hidup seperti halnya ketika berada di medan peperangan.

Ibu saya juga belum vaksinasi Covid-19, komorbid -- jantung, hipertensi, diabetes, dan lansia (74 tahun) membuat benteng pertahanan ibu saya kian lemah. Saturasinya terus menurun hingga akhirnya ke angka nol.

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...

Ibu saya meninggal di RS DR Suyoto, RS rujukan Covid-19 yang berada di wilayah Jakarta Selatan. RS milik Kementerian Pertahanan. Dipindahkan di sini dengan harapan mendapatkan ruang ICU ventilator.

Ibu saya masih waiting list tapi mendapat prioritas. Di papan dituliskan "titipan karumkit" atau kepala rumah sakit. Adik saya juga sudah menandatangani surat persetujuan.

Mengapa dipindahkan ke sini? Karena RS Diagram Jantung Siloam Cinere, Depok, tidak maksimal memberikan penanganan pada pasien Covid-19.

RS ini memang bukan RS rujukan Covid-19 jadi penanganan yang diberikan kepada ibu saya ya standar penanganan pasien non Covid-19. Sementara ibu saya membutuhkan penanganan yang lebih dari standar.

Baca juga: Apakah Biaya Pasien Positif di RS Non Covid-19 Ditanggung Pemerintah?

Pihak RS memberikan dua opsi. Pertama, segera dipindahkan ke RS Rujukan Covid-19 dengan resiko terburuk meninggal di perjalanan. Kedua, tetap di RS dengan penanganan yang tidak maksimal, yang juga beresiko.

Abang saya yang ASN di Kementerian Keuangan lantas menghubungi Satgas Covid-19 Kemenkeu. Oleh pihak Satgas, ibu saya direkomendasikan dipindahkan ke RS DR. Suyoto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun