Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

PPKM Darurat Hari Kedua "Mencekam"

4 Juli 2021   20:29 Diperbarui: 4 Juli 2021   20:34 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suami khawatir mengingat penularan Covid-19 varian baru lebih mudah. Tanpa harus mengobrol pun, kita bisa tertular. Hanya berpapasan sudah bisa menularkan. Nah, jangan sampai saya yang penyintas kanker terkena. Terlebih di rumah ada anak-anak dan orangtua saya yang lansia.

Sambil mengayuh sepeda, saya mengamati suasana kompleks. Sepi ternyata. Tidak ramai. Biasanya kalau Minggu ramai dengan anak-anak bersepeda atau berjalan kaki sambil lari-lari kecil. Saya seperti merasa berada di tempat terasing.

Ketika saya sampai di depan, saya tidak mendapati satu pun pedagang sayuran. Biasanya ada sekitar 8 gerobak sayuran yang mangkal di kiri dan kanan ruko. Termasuk pedagang aneka ikan dan penjual ayam potong.

Kemarin sih, asisten rumah tangga saya sempat menginformasikan tidak ada satu pun pedagang sayuran yang jualan. Sepi. Eh, hari ini saya menyaksikannya sendiri.

Saya perhatikan juga tidak ada satu pun pedagang makanan seperti bubur ayam, ketoprak, soto mie, soto ayam, gado-gado, karedok, dan banyak lagi. Pada ke mana ini? Apa iya karena PPKM? Kan masih pagi? Tapi minimarket buka.

Sayang, saya tidak bawa hp jadi tidak ada dokumentasi suasana di kompleks rumah saya. Entah di tempat lain, apakah suasananya juga sama?

Akhirnya saya putar arah ke pedagang sayuran yang berada di bundaran. Cuma kalau di sini tidak lengkap. Daging dan ikan sering tidak ada. 

Suami sudah mewanti-wanti saya untuk jaga jarak. Kalau ada yang tidak pakai masker, tegur. Saya pun mengiyakan.

Ya sudah, saya beli sayur sawi dan tahu saja. Terus beli telur sekilo deh di warung depannya.

Saya pun pulang. Sesampainya di rumah, saya langsung cuci tangan dan semprot pakaian dengan spray hanitizer, juga dompet,  dan plastik belanjaan. Ih, kayak orang parno gitu. Tapi, ya namanya juga mengantisipasi.

Apalagi tetangga-tetangga saya juga banyak yang kena. Tadi pagi saja informasi terbaru di group ada warga yang positif Covid-19. Benaran bikin was-was saja. Belum lagi sirine ambulans yang terdengar jelas dari rumah saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun