Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Asyiknya Naik Jeep Keliling Desa Wisata Borobudur

3 Juli 2021   08:46 Diperbarui: 25 Juli 2021   17:32 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata driver, kalau hujan, air sungai meluap yang kadang memunculkan aliran sungai baru dan menenggelamkan aliran sungai lama. 

Oh iya, Sungai Sileng ini termasuk danau purba, yang berdasarkan penelitian sudah ada sejak 10 ribu tahun lalu. Wah, lama juga ya. Pantas disebut purba. 

Saya mencoba menelusurinya di internet. Dikatakan, W.O.J. Nieuwenkamp (1874- 1950) -- seorang penulis, arsitek, pemahat, pelukis dan ethnoloog, saat mengunjungi Candi Borobudur berkesimpulan bahwa Candi Borobudur berdiri di tengah danau. 

Pandangannya ini dimuat di majalah "Ned. Indie Oud en Nieuw", pada 1932. Dalam tulisannya ia mengatakan, candi Borobudur itu sebenarnya adalah bangunan raksasa yang melukiskan bentuk bunga terarai, untuk menghormati Maetreya, tokoh Buddha di masa datang, yang menurut mithologi diceritakan lahir dari bunga teratai, sebuah bunga lambang kesucian dalam agama Buddha.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, ia kemudian menduga, bahwa candi itu dahulu bercat putih, dan dibangun di tengah-tengah  danau, sebagai bunga teratai putih yang menyembul di atas permukaan air.

Pembuktian Nieuwenkamp secara topografis dilengkapi pula dengan usaha pembuktian secara toponimi. Yaitu dengan mempelajari nama-nama desa di sekitar Borobudur itu ia berusaha membuktikan bahwa daerah tersebut dahulu adalah danau.(jogja.tribunnews.com, 17 April 2018). 

Untuk lebih detilnya bisa baca di sini. Nah, bertambah lagi kan pengetahuan saya. 

Setelah puas menyusuri Sungai Sileng, perjalanan berakhir di tempat kerajinan gerabah Harum Art. Di sini, kami belajar membuat gerabah. 

Wah, bisa dibilang paket komplit ini mah. Ya wisata budaya, wisata alam, wisata edukasi. Akhirnya saya jadi tahu, kalau di sekitar Candi Borobudur ada wisata yang juga menarik untuk dijelajahi.

Bagaimana keseruan membuat gerabah, nantikan di episode selanjutnya. Stay tune ya. Terus ikuti saya hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun