Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sound of Borobudur, Menggali Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa Melalui Musik

30 Juni 2021   13:25 Diperbarui: 30 Juni 2021   14:23 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sound of Borobudur ini sejatinya menjadi perpustakaan dan pusat musik dunia. Setidaknya tergambar dari relief-relief Candi Borobudur. Dan, ini pun dikuatkan oleh karya ilmiah yang ditulis oleh para ahli di bidangnya. Baik dari aspek kultural, arkeologi, antropologi, etnomusikologi, dan sejarah.

Musisi Dewa Budjana (Dokumen pribadi)
Musisi Dewa Budjana (Dokumen pribadi)
Purwa Tjaraka, Pengampu Utama Yayasan Padma Sada Svargantara sekaligus Programmer Sound of Borobudur, mengatakan, sudah saatnya fakta peradaban tentang Borobudur ini diperkenalkan sebagai aset bangsa. 

Menurutnya, ini menjadi pembelajaran bahwa bangsa ini dulu berkumpul, bersatu, bermain musik bersama, dan dipastikan punya rasa toleransi antarsuku dan antaragama. 

"Musik tidak memilah-milah suku atau agama. Semua suku bangsa di dunia ini menjadikan musik sebagai kebutuhan hidup yang sudah bersatu dengan jiwa dan raga," ujar Purwa saat menyampaikan pandangannya secara online. 

Jadi, pada konferensi internasional ini, kita lihat kembali jejak peradaban yang dimiliki bangsa ini, serta relasi yang terjalin. Kita lihat  ternyata berbagai bangsa memiliki alat musik terpahat di relief. 

"Saya sangat impres, saya ingin belajar bahwa orkestrasi dari alat musik, betapa majunya saat itu, nilai toleransi, menghargai keberagaman, persahabatan antar bangsa sudah dijunjung leluhur kita. Kita harus banyak belajar dari sini," tegasnya.

Pelaku orkestra Addie MS juga kagum dengan orkestra Sound Of Borobudur. Ini membuktikan pada 13 abad lalu, bangsa kita sudah bergaul dengan akrab. Dan, kini dihadirkan kembali di tengah keterbatasan komunikasi. Sungguh luar biasa.

Musisi Trie Utami (Dokumen pribadi)
Musisi Trie Utami (Dokumen pribadi)

Musisi Trie Utami sebagai pengagas Sound of Borobudur, bersyukur karena apa yang sudah dilakukan selama lima tahun terakhir di Borobudur, bisa membuka mata bahwa banyak nilai luhur yang didapat dari nilai peradaban masa itu.

"Ini bukanlah hal yang mudah sehingga bisa menggelar musik yang dikomposisi bersama-sama. Tanpa Kemenparekraf kita tidak bisa landing dari Borobudur," kata musisi yang akrab disapa Iie itu

Borobudur milik bangsa Indonesia dan milik dunia. Borobudur sudah memanggil, dan kita akan menjawab dengan tindakan kongkrit dan nyata sehingga bermanfaat untuk bangsa dan negara," kata Iie, sapaan karib Trie Utami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun