Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dear Orangtua, Pilih PJJ atau PTM?

12 Juni 2021   10:50 Diperbarui: 12 Juni 2021   11:14 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pilih mana pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran tatap muka? Kalau pembelajaran jarak jauh atau PJJ berarti belajar dari rumah, kalau pembelajaran tatap muka atau PTM berarti belajar di sekolah. Nah, pilih mana?

Beberapa hari lalu, setelah menghadiri agenda pekerjaan di sekitar Cilandak, Jakarta Selatan, saya dan kawan saya mampir ke rumah kawan saya yang mobilnya kami tumpangi. 

Kami pun mengobrol seputar sekolah anak-anak. Dua kawan saya berpendapat lebih enak sekolah tatap muka dibanding belajar dari rumah. Dampak yang dirasakan oleh keduanya sebagai orangtua, anak-anak selalu main hp mulu. 

"Anak gue yang pertama nih ampun deh hp mulu, sampai malam. Sudah gue tegur, eh kagak didengerin juga. Pernah gue sita hp-nya eh ngambek, kagak mau makan," cerita kawan saya.

"Sama, anak gue juga gitu yang laki. Main game mulu, padahal jam belajarnya udah kelar. Gue sita aja hpnya, pas anak gue cari-cari, gue bilang aja kagak tahu," timpal kawan saya yang satu lagi.

Tidak hanya itu. Selama proses PJJ, kawan saya menilai tidak ada komunikasi antara guru wali kelas dengan para orangtua murid, meski sudah ada group wa. Yang aktif bertanya justeru orangtua, yang itu pun seringnya direspon lambat. 

"Ampun deh, wali kelasnya nih, nggak ada komunikasi banget. Waktu gue ambil raport anak gue, nilainya merah semua, karena banyak nggak ngerjain tugas. Ya infoin dong di group, tugasnya apa saja biar orangtua tahu. Kan gue tanya anak gue jawabnya selalu dikerjain mulu, eh nyatanya nilainya merah," kesal kawan saya si empunya rumah. 

Kalau wali kelas anak pertama saya cukup komunikatif. Apa-apa selalu diinfokan di group. Kalau bersifat pribadi disampaikan secara pribadi bukan di group.

Pernah suatu ketika wali kelas memforward chat terkait anak saya dari guru mata pelajaran. Disebutkan anak saya belum mengerjakan tugas sama sekali. Tidak hanya 1 tugas, tapi banyak. Dan, itu juga dilakukan untuk beberapa mata pelajaran lainnya.

Jelas saya kaget mengingat setiap tugas yang dishare di group selalu saya sampaikan ke anak saya untuk dikerjakan. Dan, setiap saya tanya apakah sudah dikerjakan, anak saya selalu menjawab sudah. 

Syukurlah, berkat komunikasi yang intens antara saya dan guru mapel (karena anak saya enggan) ketertinggalan anak saya bisa dikejar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun