Sayang, dua sepedanya rusak dan kebetulan juga ia akan mengantarkan anak laki-lakinya memanah.
Ok, tidak masalah. Kami pun lanjut ke sektor Mirah 2. Dan, saya baru tahu Taman Pemakaman Umum Pondok Jaya, ternyata di sini. Belasan tahun tinggal di sini saya baru tahu? Helloooo...!Â
Lalu lanjut ke blok-blok lain, mengitari rumah demi rumah, belok ke blok lain. Ternyata untuk sektor Mirah luas juga.
Ada lagi blok lain di sektor Mirah 2, tapi kontur jalanannya menanjak. Anak saya yang kecil enggan ke sana. Ok, kami kembali berkeliling, dan mendapati aliran Kalimulya. Berarti di sini rumah dengan konsep "view of lake" hehehe...Â
Kalimulya adalah nama kali yang sering disebut dalam pemberitaan ketika hujan turun begitu deras. Biasanya memang meluap, tapi tidak sampai menyebabkan kebanjiran (katanya). Entah di perumahan yang lain.
Saya pun mengajak anak-anak ke Sektor Safir yang juga cukup luas. Di sini, saya dapati Taman Permata Pondok Jaya. Selama saya tinggal di Permata Depok, saya baru pertama kali berfoto di situ.Â
Sayang, Taman ditutup untuk sementara guna menghindari terjadinya kerumunan yang berpotensi terjadi penularan Covid-19. Jadi, kami di sini cuma sebentar sebagaimana arahan petugas.
Ok, kami lanjut keliling sektor Safir dan sektor Pirus. Puas berkeliling lanjut ke depan kompleks melewati perkampungan yang berbatasan dengan Permata Depok.Â
Di sini, saya bertemu dengan salah satu petugas keamanan yang berjaga di sektor Berlian. Dia sedang menyapu depan rumahnya yang berada di gang.
"Pak Tumin, lha kok sudah di sini aja?" tanya saya. Kebetulan waktu start bersepeda, Pak Tuminlah yang memotret kami.Â
"Memang rumah Pak Tumin di mana?" tanya saya.