Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sambal Goreng Jengkol, Berani Mencoba?

24 Mei 2021   13:37 Diperbarui: 24 Mei 2021   13:59 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai penyuka sambal, makan tanpa sambal itu rasanya hambar. Bagaikan makan sayur tanpa garam. Bagi orang Sunda, sambal adalah wajib. Jadi, seenak apapun makanan kalau tidak ada sambal, serasa ada yang kurang afdhol begitu.

Kalau tidak ada sambal biasanya saya gigit cabai rawit. Kalau tidak ada cabai rawit ganti cabai merah. Kalau tidak ada cabai merah ya apa boleh buat pakai sambal saos. Kalau tidak ada juga? Ya nasib...! Masa tidak jadi makan?

Saya suka sambal apa saja. Sambal terasi, sambal goang, sambal kacang, sambal pecel, sambal pecak, sambal cabai hijau, sambal matah, dan sambal-sambal lainnya.

Termasuk sambal goreng kentang, hati, teri, pete, dan... taraa... jengkol! Nah, tadi pagi saya bikin sambal goreng jengkol. Tentu saja ala saya, chef bunda tety yang menjabat kepala chef di rumah saya sendiri.

Kebetulan masih ada sebungkus jengkol yang beratnya sekitar 200 gram. Jengkol ini saya bersihkan dari kulit-kulitnya, lalu saya bagi jadi 2 keping, yang tiap kepingnya saya potong-potong agak tipis sesuai selera saya.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Setelah dicuci, jengkol direbus. Agar jengkol tidak memunculkan aroma tidak sedap saat disantap dan bau urin tidak menyengat, masukkan 4 lembar daun salam, 1 ruas jahe, dan 1 lembar daun jeruk.

Rebusnya tidak usah lama, sekitar 10 menit saja, lalu tiriskan. Jengkol kemudian digoreng hingga terlihat agak kecoklatan. Tiriskan.
 
Lalu bikin sambalnya deh. Level pedasnya tergantung selera ya. Kalau saya sih tadi 7 cabai rawit setan, 5 cabai merah keriting, 5 siung bawang putih, 5 siung bawang merah, 2 buah tomat, saya goreng agak layu. Ulek deh.

Setelah diulek kasih sedikit garam dan sedikit gula pasir, sedikit penyedap rasa. Saya cicipi rasanya pas. Saya masukkan sambal dan jengkol goreng ke penggorengan dengan api sedang. Aduk-aduk sebentar. Sudah. Masukkan deh ke piring.

"Sudah jadi sambal jengkolnya, Bun?" tanya anak kedua saya. Tadi, dia sempat mencicipi jengkol goreng, yang katanya rasanya ternyata enak juga.

Anak saya ini sebelumnya tidak suka jengkol.  Tapi lama-lama doyan juga. Terlebih jengkol olahan saya tidak bau. Hahaha...tertular oleh saya.

"Bagaimana, enak?" tanya saya yang dijawab enak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun