Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiga Kebiasaan Ini Ternyata Membuat Allah Murka

22 Mei 2021   21:55 Diperbarui: 22 Mei 2021   22:01 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Idulfitri selalu identik dengan halalbihalal. Di momen inilah biasanya kita saling bermaafan dan bersalaman. Entah di lingkungan kerja, teman, sahabat, sekolah, rumah, keluarga dan lain-lain.

Dalam KBBI, Halalbihalal berarti hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan, biasanya diadakan di sebuah tempat (auditorium, aula, dan sebagainya) oleh sekelompok orang. Halalbihalal juga diartikan sebagai bentuk silaturahmi.

Halalbihalal bisa dibilang menjadi tradisi yang terus berkembang hingga saat ini. Entah dari mana awal sejarahnya tradisi ini. Apakah dari Arab? Nyatanya bukan karena tradisi ini hanya ada di Indonesia, tapi siapa yang memulainya perlu saya telusuri lagi.

Tidak terkecuali yang dilakukan Fosil 88 atau Forum Silaturahmi angkatan 88, pada Sabtu (22/5/2021). Fosil 88 adalah kumpulan teman-teman semasa SMP saya. Bukan hanya yang sekelas, tetapi juga kelas yang lain.

Jika biasanya kami halalbihalal dilakukan secara tatap muka, kali ini secara virtual melalui aplikasi zoom. Ya, ini menjadi tahun kedua kami halalbihalal virtual mengingat pandemi Covid-19 yang belum berakhir. 

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), halalbihalal yang dilakukan secara online pahala dan berkahnya tak kalah besar dengan silaturahmi secara langsung.

Seperti biasa, dalam pertemuan-pertemuan online kami, selalu menghadir ustadz, yang tentu saja dari kalangan kami sendiri. Kebetulan beberapa kawan kami ada yang berprofesi sebagai ustadz.

Kehadiran kawan ustadz ini tentu saja untuk memberikan tausyiah alias nasihat alias siraman rohani. Dengan tujuan, agar kegiatan halalbihalal ini menjadi lebih bermanfaat. Bukan sekedar berbagi tawa, berbagi cerita, tetapi juga berbagi pahala.

Kali ini ustadz Heri Pratomo yang didaulat untuk memberikan "ceramah". Pembahasan yang ia angkat seputar hal-hal yang dimurkai Allah. 

"Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak bertanya atau meminta-minta, dan membuang-buang harta." (HR. Muslim no. 1715)

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Jadi, setidaknya ada tiga hal yang dimurkai oleh Allah SWT, yaitu:
1.  Suka jelek sangka dan membicarakan berita-berita yang tidak jelas kebenarannya.
Termasuk perkataan yang tidak ada manfaat. Ini yang sering kita temui dalam obroal sehari-hari. Ada berita ini dan itu namun asal usulnya atau sumbernya tidak jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun