Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pengalaman Saya Pernah Mengikuti Ajaran Sesat

2 April 2021   12:26 Diperbarui: 3 April 2021   19:45 6148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh loulou Nash dari Pixabay

Untuk menuju negara Islam ini kita harus dibai'at untuk pengambilan sumpah. Saya jadi penasaran wujud negara yang dimaksud. Setelah "berinfak" saya pun menyetujui untuk hijrah. Saya ingin tahu saja ajaran apa ini?

Singkat cerita saya akhirnya mengikuti pembaiatan. Saya dijemput. Ternyata saya tidak sendiri. Ada beberapa yang ikut. Semua masih muda. Sebagian bekerja sebagai pekerja informal. Dan, selama perjalanan itu mata kami ditutup. Tidak boleh melihat ke sekeliling.

Sampailah saya di suatu tempat, yang entah di mana. Saya belum pernah ke sini. Di sini, kami mendapatkan kajian. Dikatakan, tidak mewajibkan shalat lima waktu bagi para anggotanya dengan alasan belum futuh (masih fatrah Makkah) meski mereka mengaku telah berada dalam Madinah. Justeru di Madinah-lah Rasulullah Saw. benar-benar menerapkan syari'at Islam.

Dikatakan juga sholat lima waktu ibaratkan dengan doa dan dakwah. Sehingga, jika sedang berdakwah, maka itu sudah anggap sedang mendirikan shalat. Shalat Jum'at diibaratkan dengan rapat/syuro. Jadi, saat rapat di hari Jumat, maka sudah dianggap sedang mendirikan shalat Jum'at.

Kami pun dibaiat. Karena kami sudah hijrah, maka nama kami harus diganti. Saya lupa nama baru saya ini. Kami juga mengucapkan dua kalimat shahadat yang ternyata ada perubahan redaksional.

Kata Muhammadarrosulluh-nya diganti dengan nama pemimpin di negara ini. Wah, semakin tidak karuan hati saya. Apa-apaan ini? Fix, jelas ini menyimpang.

Setelah pembaiatan, kami pun diantar pulang dengan mata yang juga tertutup. Beberapa hari setelahnya saya berjumpa dengan pemuda yang mengenalkan saya dengan ajaran sesatnya ini. Saya memarahinya mengapa dia mengajak saya ke ajaran sesat.

Saya sempat mengikuti satu kali kajian mereka dan meminta saya untuk mencari orang yang mau diajak. Setelah itu, saya menyatakan mengundurkan diri. Saya sampaikan ajarannya tidak sesuai dengan apa yang saya pahami dan apa yang sudah saya pelajari.

Saya sampaikan juga tidak nyaman berada di lingkungan ini. Kalau nanti saya dicari-cari dan mau dibunuh, silakan saja. Semuanya saya pasrahkan kepada Allah. Beberapa hari setelahnya, saya masih sempat ditelepon untuk diajak kajian tapi saya tolak.

Menurut saya, ajaran ini bentuk makar terhadap negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena ingin membentuk negara dalam negara, dan juga mengabaikan syariat Islam.

Ya Alhamdulillah...sejak itu saya putus kontak dengan orang-orang itu, sampai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun