Perubahan perilaku konsumen yang sekarang lebih senang dengan layanan digital -- tercermin dari menurunnya kunjungan rawat jalan dan rawat inap di hampir seluruh RS, harus segera ditangkap sebagai peluang.
RS Premier Bintaro sendiri, diakuinya, telah melakukan strategi marketing yang berbeda sejak pandemi Covid-19. Mulai dari layanan kesehatan berbasis internet (telemedicine), layanan drive thru PCR, klinik anak drive thru, telehealth plus, tele medicine, tele emergency, tele stroke, dan lainnya.
Selain itu, banyak memanfaatkan media sosial yang ada mulai dari podcast, IG dan twitter. Berbagai terobosan layanan kesehatan tersebut disambut hangat masyarakat. Kini rasio keterpakaian tempat tidur sudah mulai meningkat hingga 65 -- 75 persen sejak pandemi.
"Kita dapat beradaptasi dan kreatif untuk bisa switch keadaan yang krisis menjadi sebuah oppurtunity sehingga dapat ikut meningkatkan perekonomian negara. Kita harus bergandengan tangan untuk menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini," tambah dr. Martha.
Tidak hanya industri kesehatan saya yang terdampat. Industri pemerbangan pun mengalami hal serupa. Pandemi yang diikuti larangan bepergian (PSBB) telah menjadi pukulan telak bagi industri penerbangan. Sebut saja Citilink, maskapai penerbangan nasional anak usaha Garuda Indonesia.
Tetapi sebagaimana diakui VP Corporate Strategy Citilink Indonesia Ir Heriyanto, MMS, Citilink melihat adanya peluang yang terlihat dari meningkatnya e-commerce (bisnis online). Itu sebabnya, di tengah larangan penerbangan orang, Citilink memperkuat lini bisnis pengiriman barang (kargo).
Strategi bisnis tersebut telah membuat Citilink mampu bertahan hingga saat ini. Tidak terlihat kolaos. Yang ada mendapat award. Sementara banyak maskapai penerbangan lain bahkan kelas dunia yang menukik turun dan terhempas.
"Kami mengurangi cost, memaksimalkan utilisasi alat produksi, meningkatkan layanan cargo, dan tentunya menerapkan protokol kesehatan baik di internal maupun untuk eksternal," katanya.
Pandemi, katanya, telah membuat penggunaan teknologi informasi meningkat pesat. Dalam pandangannya, hal ini menjadi peluang bisnis bagi siapa saja yang mampu menangkapnya, tidak harus perusahaan berbasis IT.
"Teman-teman dari rumah sakit dapat mulai memanfaatkan teknologi untuk pelayanan kesehatan kepada pasien, seperti telemedicine. Terobosan ini faktanya sangat disukai masyarakat sekaligus solusi bagi masyarakat yang takut pergi ke rumah sakit," tegasnya.
Kepala Seksi Data Informasi dan Hubungan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dr. Verry Adrian, M.Epid, menyadari, pandemi Covid-19 yang belum berakhir ini menuntut rumah sakit harus beradaptasi.