Jelas saya kecewa tidak jadi vaksin hari ini. Bete pokoknya. Coba tadi saya tidak bilang saya penyintas kanker, pasti saya lolos. Saya kan ingin tahu juga apa reaksi saya setelah divaksin. Apakah mual-mual, bengkak, lemas, pingsan, atau lainnya seperti yang dialami beberapa kawan di hari sebelumnya?
Ya, kemarin ada beberapa kawan mengalami kejadian seperti itu, tapi setelah diperiksa oleh petugas kesehatan lebih karena kurang istirahat, begadang, dan tidak sarapan. Faktor-faktor ini bisa membuat tubuh seseorang kekurangan gula darah. Bukan karena efek dari vaksinasi.
Saya pun akhirnya ke luar ruangan, lalu saya kembali didata, menuliskan alasan saya tidak divaksin hari ini.
Nomor antrian saya pun ditukar dengan snack dan souvenir yang berisi 10 lembar masker medis, 2 lembar masker kain, 1 botol hand sanitizer, flask disk, voucer naik gojek/gocar senilai Rp10.000 dan potongan harga grabfood senilai Rp25.000, serta buku paket advokasi "Vaksinasi Covid-19, Lindungi Diri, Lindungi Negeri".
Ya kecewa sih, apalagi saya sudah meninggalkan sesi belajar tahsin dan kajian muslimah Majelis Taklim Masjid Al Ihsan Permata Depok. Tapi mau bagaimana lagi?
Saya yakin pasti ada hikmahnya di balik itu semua, yang entah apa, saya belum tahu. Tak apa-apalah masih ada gelombang berikutnya. Saya pun kembali mendaftar secara online.
Jadi, buat siapa saja yang nanti akan divaksin Covid-19 dengan membawa penyakit penyerta, apapun itu penyakitnya, jangan lupa membawa surat rekomendasi dokter yang memeriksa kita yang menyatakan kita diperbolehkan untuk divaksin.
Daripada nanti kecewa pas di lokasi. Setelah mengantri eh ternyata kita tidak diijinkan untuk divaksin. Bete kan?
Demikian laporan saya. Semoga bermanfaat. Semoga kita semua selalu sehat.