Dengan wajah baru ini, kawan saya semakin mantap memasarkan produk dagangannya. Meski berganti merek, ternyata tidak memengaruhi para langganannya. Tak mengurangi minat masyarakat untuk membeli racikan pangan kawan saya ini. Pesanan ada saja.Â
Sebagai mitra binaan Bank BRI, ia juga kerap diminta mengirim stok barang ke gudang Indonesia Mall Bank BRI. Terlebih produk kawan saya ini termasuk yang paling banyak dicari.
Itu sebabnya, setelah lolos tahap akurasi, ia pun diberi kesempatan mengikuti ajang BRILIAN PRENEUR UMKM Export 2020 pada 1-15 Desember 2020, yang diadakan Bank BRI. Gelaran ini ditargetkan bisa memfasilitasi kontrak para UMKM nasional untuk melakukan ekspor ke beberapa negara.
Indonesia Mall sendiri adalah bentuk kerjasama Bank BRI dengan e-commerce untuk mendorong UMKM go-online. Produk-produk unggulan dari UMKM binaan BRI dapat langsung di akses di e-commerce rekanan dan dapat membantu UMKM tersebut untuk meningkatkan jangkauan penjualan produk para binaan.
Program kerja Bank BRI ini bertujuan membantu UMKM yang ada di Indonesia agar produknya bisa terjual secara online hingga ke 6 negara Asean lainnya. UMKM hanya perlu menyediakan produk saja.
Bank BRI, sebagai bank UMKM terbesar di Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital. Salah satunya caranya dengan mendorong UMKM binaan BRI agar naik kelas menjadi technopreneurs. Syaratnya pelaku UKM memiliki usaha sendiri, bukan reseller atau distributor.
Tidak heran, kawan saya yang kelahiran Jakarta, 12 Oktober 1975 itu begitu antusias mengurus branding produknya. Berharap siapa tahu usahanya kelak bisa naik kelas. Yang tadinya usaha mikro, naik kelas menjadi usaha kecil, lalu naik kelas lagi menjadi usaha menengah, dan syukur-syukur naik kelas lagi menjadi usaha besar.Â
Semua diawali dengan "mimpi", bukan? Siapa tahu Rendang Badendang, Dendeng Balado Badendang, dan Sambal Badendang dengan varian ikan bilih, tanak jengkol, dan sambal ijo, siap meramaikan pasar luar negeri. Kalau Allah sudah berkehendak, mimpi itu akan terwujud nyata.Â
"Badendang" adalah produk rumahan kawan saya. Dinamakan produk rumahan ya karena dibuatnya memang di rumahnya. Diracik dari tangannya sendiri. Mulai membuat bumbu, memasak, dan memasukkan ke dalam kemasan. Meski dibuat di rumah, tapi higienitas tetap terjaga.Â
Mengapa saya bilang begitu karena Dinas Kesehatan Kota Depok, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Depok, dan LPPOM MUI pernah menyambangi rumahnya untuk memastikan proses pembuatan sambal, dendeng, dan rendang melalui cara pembuatan yang baik, aman, dan sehat. Jadi, sudah terjaminlah aman dan halal.
Kawan saya ini kebetulan tinggal di kompleks yang sama dengan saya. Hanya beda sektor saja. Cuma memang jarak rumah saya dengan rumahnya cukup jauh. Mungkin ada sejauh 1 KM. Jadi, saya sering menyebutnya dengan "tetangga jauh".Â