Di sini, hanya ingin menikmati suasana juga bisa banget. Duduk-duduk di sekitar air terjun sembari menikmati merdunya suara aliran air dan asrinya pemandangan alam benar-benar sangat mendamaikan. Membuat kita enggan beranjak. Rasanya ingin berlama-lama bercengkrama dengan alam.
Meski air terjunnya tidak terlalu tinggi, namun Air Terjun Jumog tetap memiliki keindahan yang khas. Hanya duduk-duduk saja sembari menyaksikan keindahan air terjun yang dikelilingi tumbuhan hijau sudah mampu menghadirkan nuansa relaksasi yang begitu nyaman.
Di depan air terjun Jumog terdapat jembatan yang unik, yang menjadi spot favorit pengunjung untuk mengabadikan foto berlatar belakang keindahan Air Terjun Jumog.
Air Terjun Jumog ini mempunyai daya tarik tersendiri. Dengan air yang jernih dari mata air Gunung lawu berjatuhan dan terbelah menjadi dua. Karena itu, orang menyebutnya dengan air terjun kembar.Â
Si kecil sebenarnya ingin berenang di kolam berenang tapi karena untuk mencegah tertular dari Covid-19, saya tidak mengijinkannya. Terlebih kolam berenangnya tidak terlalu luas.Â
Di sekitar sini juga terdapat penginapan berupa homestay dengan beragam variasi harga yang ditawarkan.Â
Kami ke sini pun tanpa sengaja. Usai memuaskan diri berlibur di Pulau Sempu, Malang, Jawa Timur, Jumat (1/1/2021), kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Rutenya kembali ke DI Yogyakarta.
Rencananya, sesampainya di Yogyakarta, sambil lewat saya mengusulkan untuk menginap. Besok paginya mengunjungi Candi Prambanan dan obyek wisata yang ada di Gunung Kidul. Suami pun menyetujuinya.
Kalau ke Candi Prambanan saya sudah pernah berkunjung, tapi sudah lama banget. Entah tahun kapan. Tapi kalau ke Gunung Kidul, saya hanya melewatinya saja. Kan sayang sudah berada di Yogyakarta, tapi tidak tereksplore lebih banyak.
