Sabtu (2/1/2021), saya dan keluarga berwisata ke Air Terjun Jumog, Karanganyar, Jawa Tengah, setelah berlibur di "pulau pribadi", Pulau Sempu, Malang, Jawa Timur. Untuk bisa sampai ke sini, butuh waktu tempuh sekitar 7 jam dari Pantai Sendang Biru, Malang, Jawa Timur.
Menempuh perjalanan yang cukup berliku karena kontur jalanan yang menanjak dan menurun. Namun, karena selama perjalanan disuguhi pemandangan yang hijau-hijau dan indah, jadi perjalanan yang cukup bikin "sport jantung" itu dilalui dengan suka hati.
Lokasi Air Terjun Jumog ada di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Air terjun ini termasuk obyek wisata yang menjadi andalan pemerintah Kabupaten Karanganyar selain Air Terjun Grojogan Sewu yang berada di Tawangmangu.
Air terjun Jumog sempat dijuluki Surga yang Hilang karena sempat ditutupi semak belukar. Akhirnya, warga dan Pemerintah Desa Berjo bergotong royong membabat semak dan membuka jalan sehingga air terjun ini bisa dilihat umum dan resmi dibuka pada 2014.
Dari tempat parkir, kami berjalan kaki yang berjarak sekitar kurang lebih 400 meter untuk sampai di loket tiket. Saat berjalan menuju lokasi air terjun, suasana yang asri langsung terasa. Perbukitan yang hijau begitu menyegarkan mata. Terasa sejuk karena hembusan udara pergunungan.
Karena masih pandemi Covid-19, jumlah pengunjung dibatasi dengan dua waktu kunjungan. Kebetulan pas sampai, masih dibuka untuk shift waktu pertama.Â
Sebelum membeli tiket masuk, pengunjung harus mencuci tangan terlebih dahulu. Harga tiket per orang Rp10.000, jadi untuk 6 orang jumlah uang yang harus saya bayarkan sebanyak Rp 60.000. Si kecil karena sudah berusia 9 tahun, harus membayar penuh. Tak apalah. Harga tiket masih terjangkau kok.
Sebelum menyerahkan tiket, suhu tubuh kami pun dicek satu persatu. Karena suhu normal, kami pun dipersilakan masuk. Pengunjung juga harus menggunakan masker dan diminta untuk tetap menjaga jarak dengan pengunjung lain.
Memasuki area Air Terjun Jumog kami disambut dengan suara air terjun yang bergemuruh. Kami juga disuguhi pemandangan sungai yang alirannya berasal dari air terjun. Suara gemericik air begitu syahdu terdengar.
Pesona sungai ini dimanfaatkan oleh penjual makanan untuk menggelar tikar tempat bersantap di pinggir sungai. Menikmati sajian makanan plus menikmati gemericik air dan sejuknya udara pergunungan. Kalau ingin sambil relaksasi sepertinya bisa juga.