Saya, suami, tiga anak saya, dan satu kawan anak pertama saya suhu tubuhnya dalam keadaan normal. Jadi, kami diperkenankan masuk. Setelah itu, pengunjung diminta untuk mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan.Â
Eits, ada lagi protokol kesehatan lain yang harus dilalui yaitu memasuki bilik disinfektan.
Setelah melewati serangkaian protokol kesehatan Covid-19 baru pengunjung di arahkan ke loket tiket. Untuk orang dewasa Rp50.000, dan anak usia 3-10 tahun Rp25.000. Jadi, total uang yang harus saya bayarkan Rp275.000, dengan rincian 5 orang dewasa dan 1 anak.
Cuaca cukup cerah, meski tak lama berubah mendung namun hujan masih enggan turun. Padahal saya dan anak-anak sudah membeli topi untuk menutupi sinar matahari yang saat itu cukup terik.Â
Meski langit cukup teduh, saya memutuskan untuk naik kendaraan keliling bernama Tayo yang satu tiketnya Rp15.000. Jadi, untuk 6 penumpang biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp70.000.Â
Ada juga mobil golf yang berpenumpang 6 orang, yang 1 tiketnya Rp20.000. Mobil ini hanya sampai candi, jadi buat yang malas jalan kaki kalau mau keluar bisa naik kereta mini dengan tarif Rp10.000.
Kata petugas, ini memang layanan baru sejak Candi Borobudur mulai kembali dibuka. Dengan menumpang kendaraan ini, pengunjung akan dibawa berkeliling taman sekitar area candi.Â
Perjalanan ini juga menawarkan pemandangan yang menyenangkan. Salah satunya karena melewati kandang gajah. Ketika melewati ini si kecil berseru senang. Pengemudi juga menjelaskan apa-apa saja yang ada di area candi.
"Di sebelah kanan ini ada museum GUSBI atau Galeri Unik dan Seni Borobudur Indonesia. Museum ini juga dikenal sebagai museum MURI karena menyimpan banyak hal unik dan rekor dunia," jelasnya.
Dikatakan di GUSBI ini ada jas terbesar di Indonesia. Jas ini pernah mencatat rekor MURI pada 2006. Ada juga manusia terpendek di Indonesia bernama Mas Islahudin yang umurnya 43 tahun. Tingginya hanya 63 cm atau sepaha.Â