semalam serasa berada di kota hantu, selepas maghrib orang-orang menutup pintu, aktifitas dibatasi dalam jam tertentu, tak terdengar langkah kaki orang yang bersandal dan bersepatu.
di malam para lelaki yang biasa bermain kartu, duduk diam membatu, di antara kepulan asap cerutu, yang keluar satu per satu, dari mulutnya yang menggumam menggerutu.
sementara aku duduk terpaku, tak lagi berhasrat membaca buku, yang sedari tadi kupangku, di luar malam terlihat membeku, entah sampai kapan aturan ini berlaku, tak ada kepastian dari para pemangku.
aturan jam malam harus kita setuju, karena virus corona tak bisa ditinju, juga tak bisa dengan satu satu maju, bersama harus 'singsingkan lengan baju', agar covid-19 terhenti tak lagi melaju.