Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Tilik", Ini yang Saya Kritisi

21 Agustus 2020   19:01 Diperbarui: 21 Agustus 2020   18:49 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Indonesia Women Shorts Program

Heboh soal film pendek "Tilik" yang viral.  Film ini adalah pemenang untuk Kategori Film Pendek Terpilih pada Piala Maya 2018, Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2018, dan Oficial Selection World Cinema Amsterdam 2019.

Film ini diproduseri oleh Elena Rosmeisara, dengan sang sutradara Wahyu Agung Prasetyo, dan penulis naskah Bagus 'Bacep' Sumartono.

Tadi pagi saya membaca status WA kawan saya yang menautkan link youtube untuk film berdurasi 30 menit itu. Dia memasang emoticon tertawa ngakak menandakan film itu lucu. Karena penasaran, saya pun mengklik tautan itu.

Apa yang menarik, apa yang lucu?

Setelah menonton, saya kecewa. Di awal saya sangat terhibur dengan akting Bu Tejo yang diperankan oleh Siti Fauziah atau Ozie. Aktingnya bagus. Mungkin karena memang ia sering pentas dalam teater. Ditambah suasana alam yang menghijau, jadi enak dilihat. Teknik sinematografi juga bagus.

Tapi terus terang, saya kecewa setelah menonton film itu. Sepanjang film isinya hanya bergunjing alias ngegosip. Sosok Bu Tejo yang tidak henti-hentinya bergosip mengenai seorang perempuan muda, single dan belum menikah yang bernama Dian.

Yang membuat saya miris "masa iya, seorang perempuan berkerudung ngegosip"? Kalau satu, dua, tiga kali percakapan sih tidak masalah. Masih bisa saya tolerir. Tapi ini selama 30 menit seluruh cerita menonjolkan Bu Tejo yang menguasai pergosipan.

Dalam pemahaman saya, biasanya perempuan berhijab menjaga omongannya. Tidak ngegosip atau ghibah. Apakah senegatif itu? Apakah kenyataannya seperti itu? Apakah film ini tidak menggiring opini bahwa perempuan berjilbab juga tukang gosip? Padahal tidak begitu kan?

Ya memang, ada juga yang suka bergosip ala Bu Tejo, yang katanya diangkat berdasarkan realitas. Tapi apa iya sepanjang perjalanan isinya ngegosip saja tentang sosok bernama Dian?

Ada juga peran Yu Ning, yang berusaha menetralisir dan mengajak Bu Tejo dan ibu-ibu lain, agar tak mudah percaya gosip. Tapi tetap saja tidak mempan. Mungkin karena Yu Ning masih ada hubungan kerabat Dian jadi omongannya tidak diindahkan. Dan, Bu Tejo yang menguasai "panggung".

Saya sama herannya ketika menonton film Roh Fasik yang diperankan Irwansyah, Zaskia Sungkar, Evan Sanders. Ada tokoh Renata yang diperankan Denita Wiraguna. Perempuan berhijab panjang dan bergamis tapi main ke dukun untuk mendapatkan cinta Evan Sanders. Kok di luar logika saya ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun