Oh iya, masaknya dalam api sedang/kecil saja. Soalnya, ketika masak dalam api "besar" air rebusan tumpah. Biasanya tidak begini kalau merebus daging.Â
Untuk menghindari air rebusan tidak menggumpal dan tumpah, biasanya daging saya masukkan ke dalam air yang mendidih. Dan, memang tidak terjadi tumpahan air rebusan.
Tapi ini kok tumpah ya? Apa mungkin karena soda kue yang sudah menyerap ke dalam daging? Jadi saya pun memasaknya dengan api kecil. Tapi ternyata tetap empuk juga kok.
Daging sapi yang empuk membuat kita bisa memaksimalkan bumbu masakan meresap ke dalam daging. Daging juga akan lebih mudah dipotong dan disantap karena teksturnya yang lembut.Â
Setelah dimasukkan bumbu dan irisan kol, tam lama jadilah tongseng sapi ala saya, ala chef Bunda Tety. Anak-anak saya pun lantas menyantapnya.Â
"Enak kak?" tanya saya pada Kakak Najmu yang dijawab "enak".
"Empuk nggak dagingnya?" tanya saya pada Kakak Putik, yang dijawab "empuk".
Berarti betul juga manfaat soda kue ini. Tahu begini saya pakai soda kue saja kalau mau masak daging. Kan jadi irit waktu, irit tenaga, irit gas, irit "emosi".
Selama ini saya butuh waktu agak lama untuk merebus, yang terkadang masih belum empuk juga meski sudah saya siasati dengan mencemplungkan sendok. Pakai sendok karena katanya sih biar cepat empuk. Begitu informasi yang masuk ke telinga saya. Hahaha
Ada apa dengan soda kue? Saya pun berselancar mencari informasi lebih detil. Saya pun bertanya kepada mbah Google. Katanya, soda kue berfungsi mempertahankan kandungan protein dalam daging.
Dilumuri dengan soda kue, fungsinya untuk memecah kolagen, sehingga tekstur daging menjadi lebih lunak. Soda kue akan bekerja seperti pelunak daging lainnya, dengan mendenaturasi protein pada permukaan daging. Ketika protein tidak terikat, daging akan tetap lembut ketika dimasak dan tidak berubah menjadi alot.