Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Asiknya "Jalan-jalan" dengan Bus Listrik TransJakarta

28 Juli 2020   19:46 Diperbarui: 29 Juli 2020   11:37 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata ada bus TransJakarta yang baru lho, tapi yang ini powernya pakai listrik. Saya baru tahu, padahal ini sudah mau sebulan wara wiri melintasi jalan Blok M - Balai Kota sejak pertama kali diperkenalkan pada 6 Juli 2020. Masih uji coba sih setidaknya hingga akhir tahun ini. 

Tadi saya berkesempatan naik kendaraan listrik dengan kode EV1. Dan, ini untuk pertama kalinya saya menjajalnya. Dalam sehari ini, saya sudah dua kali menaikinya. 

Pertama, saya naik dari halte Stasiun Sudirman, turun di Menara Thamrin. Kedua dari halte Hotel Saripan Pasifik Thamrin, turun di Stasiun Sudirman. 

Hari ini, jam 9.30 saya ada jadwal meeting di kantor Badan Standarisasi Nasional (BSN) yang berlokasi di jalan Thamrin. 

Jadi seperti biasa, saya naik kereta dari Stasiun Citayam arah Stasiun Tanah Abang, turunnya di Stasiun Sudirman, lalu lanjut naik bus TransJakarta berkode GR rute Bundaran Senayan - Harmoni. GR di sini artinya "gratis" alias tidak dipungut biaya. Maksudnya sih biar irit ongkos begitu. Hahaha...

Ketika saya menunggu busTJ yang agak lama, eh yang tiba adalah busTJ yang bertenaga listrik. Jelas saya jadi heran bin norak. Body mobilnya selintas sama besar dengan busTJ berkode "GR", tapi agak lebar di atas sedikit. Seperti "punuk unta". Warnanya putih. 

Sebelum naik, saya dicek suhu tubuh terlebih dahulu. Ketika dicek pakai thermo gun, suhu saya 36,5 derajat selsius, yang berarti saya aman. Saya pun dipersilakan untuk masuk. 

Sebelum duduk, saya harus ngetap kartu e-money di mesin Tap On Bus (TOB) di dalam bus, sebagai pengganti uang tunai. Setelah itu duduk manis deh. 

Meski gratis, penumpang tetap harus nge-tap, dan turun pun begitu, tapi saldo tidak terpotong. Oh iya, tadi e-money saya saldonya nol, belum saya isi-isi, tapi karena gratis, jadi tidak masalah. Waktu turun, di layar terbaca tarif Rp 0.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Karena ini masih pandemi Covid-19, tempat duduk dibatasi yang ditandai dengan diberi tanda silang. Jika kapasitas tempat duduk ini untuk 25 orang, berarti hanya setengahnya yang duduk, sisanya yang 11 penumpang berarti berdiri. Tapi ketika saya naik hingga saya turun, penumpangnya hanya 4, termasuk saya. 

Yang jelas penumpang diminta kerjasamanya dengan mematuhi batas jarak aman, yaitu minimal satu lengan tangan antara satu pelanggan dengan pelanggan lainnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun