Nah, sejak itu tambah lagi aksesoris saya yang berupa sarung tangan. Saya pun membelinya dengan banyak warna yang bisa disesuaikan dengan fesyen yang saya kenakan saat itu. Ah saya serasa model saja.
Oh iya, saya juga punya beberapa jilbab yang sekaligus ada maskernya. Jilbab-jilbab ini dibelikan oleh suami saya. Kalau pakai model jilbab seperti ini, saya tidak perlu lagi pakai masker, tinggal pakai sarung tangan dan face shield. Jalan deh.
Suami saya juga membelikan saya beberapa topi yang bermasker. Ada tiga warna: merah, abu-abu, hitam. Tapi ini jarang saya pakai, kecuali kalau mau bersepeda saja.
***
Dan, saya perhatikan, tren fashion pun berubah sejak pandemi. Keharusan masyarakat menggunakan masker sebagai upaya memutus rantai penularan Covid-19, memunculkan model masker dan face shield yang bermacam-macam.
Jika dulu orang merasa aneh melihat orang pakai masker, kini tidak lagi. Sekarang orang pakai masker dengan segala aksesoris yang melekat, sudah menjadi pemandangan yang biasa-biasa saja.Â
Masker pun menjadi tren baru di dunia fesyen Indonesia. Para desainer pun seakan berlomba menciptakan masker dengan keunikan tersendiri. Ada yang pakai pengait, hiasan, manik-manik, kancing, dan banyak lagi. Penambahan aksesori atau desain pada masker ini sudah bisa ditebak untuk membuat masker menjadi lebih gaya tanpa harus kehilangan fungsinya.
Selama penggunaanya tetap mengikuti protokol kesehatan, bagi saya sih fine-fine saja, sah-sah saja. Justeru dengan sentuhan kreativitas akan mendorong orang untuk memakai masker ke mana pun tanpa harus diingatkan lagi. Selain bisa bergaya dengan beragam masker, kita pun tetap bisa menjaga diri dari penularan Covid-19.
Terpenting lagi ada geliat pertumbuhan ekonomi dari bisnis masker ini. Yang tadinya terhempas akibat badai Covid-19, kini mulai bisa tersenyum lepas, meski tertutupi masker.